Blog

Mengulik Lebih Dalam tentang Kasta Tertinggi di Bali

danain-kasta tertinggi di Bali-gambar rumah ibadah umat hindu

kasta tertinggi di Bali

Pembagian kasta dalam masyarakat Hindu di Bali sudah terjadi sejak lama. Lantas, kasta manakah yang jadi kasta tertinggi di Bali?

Dalam agama Hindu, terdapat sistem kasta yang membagi para pemeluknya ke dalam beberapa golongan. Di India, yang merupakan negara asal Hindu, sistem kasta diberlakukan dengan sangat ketat.

Sistem kasta ini juga diterapkan oleh pemeluk agama Hindu di Indonesia, salah satunya di Bali. Akan tetapi, sistem kasta di Pulau Dewata tersebut tidak seketat di negeri asalnya.

Untuk diketahui, pembagian kasta pada masyarakat Hindu tercermin dalam stratifikasi sosial, jabatan, trah leluhur, hubungan kekerabatan, jabatan pemerintahan, dan sumber pendapatan. Adapun sistem kasta ini, usut punya usut, ternyata berasal dari kekeliruan dalam penerapan sistem warna yang bersumber dari Veda.

Nah, dalam kesempatan ini, kami akan mengulas tentang kasta tertinggi di Bali beserta tingkatan lainnya berdasarkan sistem yang dianut. Langsung saja, berikut urutan lengkapnya, seperti dikutip dari laman Suarabali.id.

KASTA DI BALI

Sekadar informasi, sistem kasta di Bali terbagi menjadi 2 kelompok, yakni Caturwangsa dan Triwangsa.

Caturwangsa

Dalam Caturwangsa, sistem kasta dipecah lagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

  1. Brahmana

Inilah kasta tertinggi di Bali. Mereka yang masuk dalam golongan ini dianggap keluar dari mulut Dewa Brahma, seperti pendeta atau pemimpin agama.

Baca juga: Rincian Biaya Hidup di Jepang untuk Kamu yang Masih Lajang

  1. Ksatria

Setelah Brahmana sebagai kasta tertinggi di Bali, ada kasta Ksatria di belakangnya. Golongan ini dianggap keluar dari tangan Dewa Brahma, di mana terdiri dari para raja, bangsawan, dan prajurit yang tugasnya adalah menjalankan pemerintahan.

  1. Waisya

Di urutan selanjutnya ada kasta Waisya. Golongan ini dianggap keluar dari perut atau paha Dewa Brahma, di mana mereka terdiri dari para pedagang atau nelayan.

  1. Sudra

Kasta yang terakhir adalah Sudra. Golongan ini dianggap yang paling rendah di antara golongan lainnya. Mereka yang masuk kasta Sudra umumnya para petani atau buruh kecil.

Triwangsa

Sementara itu, Triwangsa merupakan sistem yang hanya mengambil tiga golongan tertinggi dari Caturwangsa. Nah, dari Triwangsa inilah gelar yang melekat pada nama orang Bali didapatkan secara turun-temurun serta ditentukan berdasarkan garis keturunan.

Baca juga: Sangat Memprihatinkan, ini Daftar 10 Negara Termiskin di Dunia Tahun 2021!

PEMBERIAN GELAR NAMA DI BALI

Setelah mengulas kasta tertinggi di Bali, kurang lengkap rasanya jika kita tak membahas tentang pemberian gelar nama bagi masyarakat di wilayah tersebut. Pada prinsipnya, pemberian gelar nama pada masyarakat Bali dipengaruhi oleh beberapa aspek, seperti nama keluarga, bentuk penghormatan, jenis kelamin, hingga urutan kelahiran.

Berikut uraiannya:

Berdasarkan jenis kelamin

– Berdasarkan jenis kelaminnya, penamaan anak laki-laki menggunakan awalan I, misalnya I Wayan atau I Nyoman, sementara anak perempuan menggunakan awalan Ni.

– Pada kasta tertinggi di Bali Brahmana, biasanya anak laki-laki menggunakan nama Ida Bagus dan Ayu atau Dayu untuk anak perempuan.

– Ksatria Anak Agung, Agung, Dewa, untuk bayi laki-laki dan Dewi untuk bayi perempuan.

– Waisya umumnya menggunakan Gusti untuk pria maupun wanita, Desak untuk wanita dan Dewa untuk pria.

– Sedangkan Sudra umumnya menggunakan nama Luh untuk anak perempuan.

Baca juga: 5 Negara dengan GDP Tertinggi di Dunia, Apa Saja?

Berdasarkan urutan kelahiran

Berdasar urutan kelahiran, masyarakat Bali memakai nama yang berbeda untuk mengidentifikasinya, yaitu:

– Anak pertama biasanya menggunakan nama Wayan, Putu, atau Gede.

– Anak kedua Made, Kade, atau Kadek.

– Anak ketiga Nyoman atau Komang.

– Anak keempat umumnya diberi nama Ketut untuk laki-laki.

Ya, itulah ulasan singkat mengenai kasta tertinggi di Bali beserta pemberian gelar nama bagi masyarakat di sana. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply