Blog

Joe Biden Menang Pemilu AS, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia?

Danain_Joe Biden

Politikus Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan Pilpres AS 2020 dan berhasil mengalahkan petahana dari Partai Republik Donald Trump. Dengan kemenangan ini, Biden akan jadi presiden tertua sepanjang sejarah AS, sedangkan Kamala Harris akan jadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS.

Sejumlah pemimpin dunia memberikan ucapan selamat kepada Biden sebagai presiden terpilih, tak terkecuali Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Dalam keterangan resminya, Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya “Menantikan untuk bekerjasama” dengan Biden dalam rangka memperkuat kemitraan strategis, serta mendorong kerjasama di bidang ekonomi, demokrasi, dan multilateral.

Lantas, apa dampak kemenangan Biden terhadap ekonomi Indonesia?

Berikut kami tampilkan sederet pendapat tokoh, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber:

Piter Abdullah (Ekonom CORE)

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, Indonesia bakal mendapat dampak positif dari bangkitnya perekonomian global pasca Biden terpilih jadi presiden. Pasalnya, akan ada kenaikan harga komoditas maupun Foreign Direct Investment (FDI).

“Pertama, ada peluang kenaikan harga produk komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Di sisi lain, aliran modal juga akan mengalir ke Indonesia baik dalam bentuk portofolio maupun FDI,” ujarnya.

Baca juga: Terungkap, Inilah Kondisi Nyata Industri P2P Lending di Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19!

Ia juga menuturkan bahwa kemenangan Biden akan membuat pasar lebih percaya diri, karena sentimen perang dagang AS-Tiongkok akan mereda. Dengan begitu, perdagangan global akan bangkit dan memicu produksi serta kenaikan harga.

(Sumber: Medcom.id) 

Faisal Basri (Ekonom Senior)

Ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan, Indonesia tak akan lebih diuntungkan dengan terpilihnya Biden sebagai presiden AS. Pasalnya, Biden punya kebijakan fiskal yang bertolak belakang dengan rivalnya, Trump.

Menurut Faisal, Biden punya persyaratan yang lebih ruwet dalam bisnis bilateral. Sebab, partai pengusungnya selalu memasukkan isu kemanusiaan dan energi baru terbarukan. Ini berbanding terbalik dengan Trump yang dinilai lebih mementingkan keuntungan bisnis.

Baca juga: Indonesia Terancam Resesi, ini yang Perlu Kamu Lakukan untuk Menghadapinya!

Selain itu, Partai Demokrat juga diklaim terlalu berhati-hati dalam menahan defisit fiskal. Hal ini juga akan merugikan bagi Indonesia, sebab AS berpotensi lebih sedikit memberikan stimulus dan cetak uang. Dengan begitu, dolar AS akan menguat dan rupiah akan merosot.

(Sumber: CNN Indonesia)

Bhima Yudhistira (Pengamat Ekonomi INDEF)

Biden effect sudah mulai terasa di Indonesia pasca Biden diumumkan sebagai pemenang. Hal ini terlihat dari dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia senilai Rp1,8 triliun dalam kurun waktu sepekan terakhir. Sentimen positif ini juga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat ke level Rp 14.000. Demikian kata Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada VOA Indonesia.

Bima menambahkan, yang terpenting dalam memperkuat kerjasama ekonomi antara Indonesia-AS adalah meningkatkan kualitas produk yang akan diekspor ke Amerika, sehingga memiliki daya saing yang kuat. Ia juga berpendapat bahwa kemenangan Biden ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menggaet para investor AS dengan melakukan diversifikasi, sebab selama ini investasi AS di Indonesia hanya terbatas pada sektor tertentu.

(Sumber: VOA Indonesia)

Adhitya Wardhono (Pengamat Ekonomi Universitas Jember)

Kemenangan Biden, menurut Adhitya, akan membuat korporasi dan pelaku di pasar finansial, khususnya di Indonesia, akan menghadapi risiko ketidakpastian terkait kebijakan di Amerika. Karena itu, Adhitya menyarankan agar pelaku pasar keuangan tetap berhati-hati dan tetap memantau pergerakan perilaku kebijakan pasar uang di Negeri Paman Sam tersebut. Di sisi lain, ia tetap optimis bahwa Indonesia adalah mitra strategis Amerika, karena Indonesia adalah konsumen besar mereka dengan daya dukung 267 juta penduduk.

(Sumber: Antaranews.com)

Shinta Widjaja Kamdani (Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional)

Atas terpilihnya Biden sebagai Presiden AS, Shinta menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia, khususnya di dunia usaha, tidak memproyeksikan banyak perubahan terkait hubungan perekonomian antara Amerika dan Indonesia.

Baca juga: Resesi Indonesia Diprediksi Makin Dekat, Jangan Belanja Berlebihan!

“Semua tergantung pada daya tarik iklim usaha dan investasi Indonesia, khususnya karena konflik AS-Cina dan negara-negara cenderung terus dipertahankan oleh Joe Biden karena kebutuhan ekonomi internalnya sendiri, khususnya untuk job creation,” jelasnya kepada Tempo.

Sementara terkait perdagangan, Shinta berujar bahwa dalam jangka pendek ekspor Indonesia ke Amerika akan tergantung pemulihan ekonomi negara tersebut dari covid-19. Yang jelas, menurut dia, Indonesia sudah melakukan pemetaan produk unggulan dan potensi ekspor ke Amerika yang saat ini akan difasilitasi untuk penetrasi yang lebih besar.

(Sumber: Tempo.co)

Leave a Reply