Kata investasi tentu sudah tidak asing di telinga kita. Istilah tersebut kerap muncul di berbagai kesempatan, terutama saat membahas tentang perekonomian atau perencanaan keuangan.
Secara garis besar, investasi memiliki arti penanaman aset atau sejumlah dana oleh perusahaan atau perorangan dalam jangka waktu tertentu, demi memperoleh keuntungan di kemudian hari. Atau dengan kata lain, investasi adalah sebuah cara untuk mengembangkan uang atau harta yang dimiliki saat ini.
Seperti yang kita tahu, investasi sudah sejak lama dianggap sebagai salah satu cara yang ampuh untuk melawan laju inflasi yang terus menggerogoti nilai mata uang. Kenapa demikian? Itu karena investasi memberikan imbal hasil yang jauh lebih besar ketimbang hanya sekadar menabung.
Bicara investasi, kurang lengkap rasanya jika kita tak mengulas investasi jangka panjang yang kerap dipilih oleh sebagian besar orang. Berikut seluk-beluknya, seperti dikutip dari berbagai sumber.
Sesuai namanya, investasi jangka panjang adalah investasi yang periode waktunya tergolong lama. Biasanya lebih dari setahun, bahkan hingga puluhan tahun. Investasi jenis ini memungkinkan investor untuk terus memperoleh pemasukan dalam jangka panjang, dengan keuntungan yang cenderung konsisten.
Baca juga: Strategi Cerdas agar Investasi Berjalan Lancar
Investasi jangka panjang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang. Kendati dana investasi tertahan dalam jangka waktu yang lebih lama, namun potensi keuntungan juga jauh lebih tinggi berkat adanya compounding effect.
Di Indonesia, ada beberapa jenis investasi jangka panjang yang bisa dibilang sangat populer. Di antaranya sebut saja investasi emas, properti (tanah atau bangunan), saham, atau reksa dana. Risiko sederet investasi itu pun bervariasi, tergantung pada instrumen apa yang dijalankan.
Bagi investor jangka panjang, ada beberapa hal yang sering jadi pertimbangan dalam memilih investasi tersebut. Umumnya, mereka ingin memaksimalkan compounding effect guna meningkatkan valuasi dana yang dimiliki dari waktu ke waktu. Selain itu, mereka juga ingin memenuhi kebutuhan jangka panjangnya, seperti untuk mempersiapkan dana pensiun, biaya pendidikan anak, atau biaya pernikahan.
Adapun fakta lain yang perlu kamu ketahui, risiko investasi jangka pendek terbilang cukup besar, sebab tingkat fluktuasinya yang cukup tinggi. Nah, alasan lain kenapa orang memilih investasi jangka panjang adalah karena mereka ingin meminimalkan risiko tersebut.
Tentukan tujuan investasi
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, ada baiknya kamu harus menentukan dulu tujuan investasi yang ingin dicapai. Jika tujuanmu adalah untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, memilih investasi jangka panjang adalah pilihan tepat. Begitu pun sebaliknya.
Lantas, manakah investasi yang lebih baik: jangka panjang atau jangka pendek?
Secara keseluruhan, masing-masing investasi sejatinya punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Tapi, jika memang harus menjawab lebih baik mana, jawaban paling bijak adalah mengombinasikan keduanya.
Baca juga: Masih Takut Investasi? 5 Hal Berikut bisa jadi Solusi!
Misal, kamu berencana untuk mempersiapkan dana pensiun atau biaya pendidikan anak di masa depan, maka memilih investasi jangka panjang merupakan pilihan terbaik. Di saat bersamaan, miliki juga minimal satu investasi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya kekinian. Dengan begitu, kamu bisa memenuhi kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek secara bersamaan.
Meski demikian, menjalankan dua jenis investasi sekaligus memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, kamu tak perlu terlalu khawatir dengan hal itu, sebab saat ini sudah ada alternatif investasi yang bisa mengakomodir kedua kebutuhan tersebut, baik jangka panjang atau pendek. Alternatif yang dimaksud adalah Danain, platform P2P Lending beragunan emas.
Danain memungkinkan kamu melakukan pengembangan dana untuk jangka panjang atau pendek. Dengan tenor maksimal empat bulan, kamu bisa memenuhi kebutuhan untuk jangka pendek. Adapun untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, kamu bisa aktifkan fitur Pendanaan Otomatis yang memungkinkan kamu hanya perlu menunggu imbal hasil masuk ke Saldo Tersedia, setelah pihak peminjam melakukan pelunasan pinjaman. Compounding effect juga bisa kamu rasakan dengan mengaktifkan fitur ini.
Mau tahu lebih jelas tentang P2P Lending? Baca ini: Seperti Apa Sih Cara Kerja Peer to Peer Lending? Simak Penjelasannya di Bawah ini!
Leave a Reply