Blog

Pahami, Cara Menghitung Gaji Prorata yang Benar Secara Proporsional!

danain-Cara menghitung gaji prorata-gambar kalkulator

Cara menghitung gaji prorata

Bagaimana cara menghitung gaji prorata yang benar?

Masih bingung, bagaimana cara menghitung gaji prorata yang benar secara proporsional? Tenang, dalam artikel kali ini, akan dibahas lebih detail terkait hal tersebut.

Simak ulasan di bawah ini agar kamu lebih paham terkait gaji yang diterima!

Apa yang Dimaksud Gaji Prorata dalam Sebuah Perusahaan?

Sebelum membahas cara menghitung gaji prorata, akan dijelaskan terlebih dulu mengenai pengertian dari prorata. Untuk diketahui, prorate atau prorata diambil dari bahasa Italia yang artinya proporsional. Singkat kata, gaji ini akan diterima karyawan pada suatu perusahaan secara proporsional atau sesuai waktu kerja.

Oleh sebab itu, jumlah gaji yang diterima dalam jangka waktu satu bulan akan disesuaikan dengan jumlah total waktu kerja pada bulan tersebut. Dengan begitu, nominal gaji bulan pertama dan kedua bisa berbeda, bisa lebih sedikit atau lebih banyak. Pasalnya, dalam perhitungan gaji prorata, perusahaan harus memberikan gaji sesuai dengan porsi karyawan.

Baca juga: Agar Gaji tak Cepat Habis, ini Cara Membuat Rencana Keuangan Pribadi dengan Baik dan Benar!

Biasanya, upah yang diterima bisa lebih sedikit dari bulan sebelumnya, dikarenakan ada hal-hal yang mengharuskan kamu untuk meninggalkan pekerjaan. Selain itu, bisa juga disebabkan karena tidak mendapatkan cuti berbayar. Alhasil, setiap karyawan akan mendapatkan nilai berbeda-beda, tergantung dari apa yang tertera pada kontrak kerja dari perusahaan tersebut.

Cara Menghitung Gaji Prorata

Ketika menghitung gaji prorata, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Sesuai keputusan Menteri Nomor Kep 102/MEN/VI/2004, terdapat tiga metode untuk menghitungnya. Pertama, menghitung upah per jam sebagai upah gaji dalam satu bulan. Hal ini termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap yang nantinya dibagi dengan 173.

Selain itu, menggunakan sistem 8 jam kerja dalam sehari dan berlangsung selama 5 hari kerja. Di mana, waktu ideal bekerja dalam satu minggu adalah selama 40 jam. Untuk menghitung jumlah jam kerja setiap karyawan, dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hari dengan jumlah jam kerja.

Sementara metode ketiga, yaitu menghitung jumlah gaji prorata. Cara ini dilakukan dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan nilai upah per jam setiap karyawan. Dapat pula dilakukan dengan mengalikan jumlah hari, upah satu bulan, jam kerja, dan satu per 173.

Baca juga: 5 Jenis Pekerjaan Mudah Gaji Tinggi yang Bisa Kamu Coba

Contoh Perhitungan Pada Kasus Gaji Prorata

Setelah mengetahui cara menghitung gaji prorata, kami akan membeberkan contoh kasusnya agar lebih mudah dipahami. Misal, pada bulan Desember, sebuah perusahaan akan memberikan gaji sebesar Rp 10 juta kepada seorang karyawan baru.

Dalam konteks ini, perusahaan tersebut menerapkan 5 hari kerja dan 8 jam kerja setiap harinya. Adapun si karyawan baru masuk kerja pada tanggal 14 Desember. Artinya, dari tanggal 14 Desember hingga 28 Desember, karyawan tersebut sudah terhitung kerja selama 11 hari.

Dengan begitu, gaji yang diterima karyawan tersebut tidak penuh Rp 10 juta, sesuai kontrak sebelumnya.  Akan tetapi, gaji yang diterima dihitung dengan mengalikan jumlah hari, upah sebulan, jam kerja, dan satu per 173.

Sesuai perhitungan, maka gaji yang diperoleh oleh si karyawan pada bulan tersebut adalah sebesar Rp 5 jutaan.

Baca juga: Kamu Harus Tahu, Ini 5 Pekerjaan dengan Gaji Tinggi untuk Wanita!

Intinya, cara menghitung gaji prorata ini sangat penting diketahui oleh setiap karyawan. Pasalnya, mungkin saja setiap bulan gaji yang diterima tidak sesuai dengan ketentuan kontrak sebelumnya. Sehingga, untuk menghindari kesalahpahaman, alangkah baiknya jika karyawan juga telah mengantongi informasi terkait perhitungan ini.

Leave a Reply