Blog

5 Langkah Sakti untuk Memutus Rantai ‘Generasi Sandwich’

Danain-Cara_memutus_rantai_generasi_sandwich-foto keluarga

Cara memutus rantai ‘generasi sandwich’

Apa yang terlintas di pikiran kamu saat mendengar kata sandwich? Sebagian besar mungkin akan langsung membayangkan sebuah roti yang diisi dengan daging, lengkap dengan sayuran dan keju yang tersemat di dalamnya.

Hmm, memang tak ada yang salah sih dengan hal itu!

Tapi, dalam kesempatan ini, bukan sandwich dalam artian sebuah makanan yang kami maksud. Melainkan, ‘generasi sandwich’ yang merujuk pada seseorang yang kerap mengalami masalah keuangan dalam kehidupannya.

‘Generasi sandwich’ adalah sebuah istilah yang menggambarkan kondisi seseorang yang terjepit dua tanggung jawab keuangan secara bersamaan. Di satu sisi, orang tersebut harus membiayai keluarganya (istri dan anak), tapi di sisi lain, ia juga masih harus menghidupi orang tua atau adik-adiknya yang masih sekolah.

Berat memang, jika harus menjalani kondisi hidup seperti itu.

Sekadar informasi, istilah ‘generasi sandwich’ dipopulerkan oleh Dorothy Miller pada tahun 1981. Umumnya, kata Miller, kondisi ini kerap dialami oleh orang-orang yang berusia antara 30-50 tahun.

Lantas, apa sih yang menjadi pemicu terjadinya ‘generasi sandwich’?

Menurut sejumlah pakar finansial, salah satu pemicunya adalah orang tua yang kurang maksimal dalam mempersiapkan dana pensiunnya. Alhasil, banyak orang tua yang masih mengandalkan anak-anaknya saat sudah masuk masa pensiun.

Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan itu Tidak Sulit, ini Langkah Mudahnya!

Dalam banyak kasus, orang yang tergolong ‘generasi sandwich’ sangat rentan mengalami stres, sebab mereka tak mampu menciptakan kondisi finansial yang ideal buat dirinya sendiri. Kemudian, mereka pun mengalami kesulitan untuk mempersiapkan dana pensiun untuk dirinya sendiri, sehingga di masa tua mereka juga akan jadi beban bagi anak-anaknya. Dan pada akhirnya, siklus ‘generasi sandwich’ akan terus berulang seiring berjalannya waktu.

Nah, sebagai orang yang hidup di zaman modern seperti sekarang, penting bagi kamu untuk memutus rantai ‘generasi sandwich’ dalam kehidupanmu. Oh ya, memutus rantai di sini bukan berarti kamu menghentikan dukungan finansial untuk orang tua, loh! Sebab, bagaimana pun juga, kamu harus tetap bertanggung jawab kepada orang tua yang sudah melahirkan dan merawat kamu hingga dewasa. Inti dari pemutusan ini adalah agar fenomena serupa tidak kamu alami di kemudian hari.

Berikut 5 langkah sakti yang bisa kamu terapkan untuk memutus rantai ‘generasi sandwich’:

Lakukan pengelolaan keuangan dengan baik

Untuk memutus rantai ‘generasi sandwich’, kamu harus cerdas dalam mengelola keuangan. Dalam hal ini, kamu bisa terapkan metode 50/30/20 setiap kali menerima gaji. Rinciannya, 50 persen untuk biaya kebutuhan pokok, 30 persen untuk pengeluaran diskresioner, dan 20 persen untuk tabungan serta investasi jangka panjang. Selain itu, biasakan pula mencatat semua pengeluaran setiap harinya agar uang yang keluar bisa selalu dimonitor.

Baca juga: Langkah Tepat Siapkan Dana Darurat untuk Hadapi Ancaman Resesi

Siapkan dana pensiun sedini mungkin

Dana pensiun adalah isu utama dalam masalah ‘generasi sandwich’. Nah, agar kondisi tersebut tidak berulang lagi, penting bagi kamu untuk mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Dengan begitu, kamu tak perlu lagi membebani anak-cucu, sebab kamu sudah bisa menghidupi diri sendiri di masa tua.

Hindari utang

Hindarilah utang untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif. Terapkanlah gaya hidup sederhana yang sesuai kemampuan. Ketimbang berutang, akan lebih baik jika kamu mengalokasikan uang yang dimiliki untuk dana darurat atau investasi.

Lindungi diri dengan asuransi

Faktanya, banyak ‘generasi sandwich’ yang harus menanggung biaya pengobatan tidak sedikit saat orang tua mereka jatuh sakit. Agar hal seperti ini tidak menimpa kamu di masa tua nanti, proteksilah diri dengan mengikuti asuransi kesehatan berbiaya terjangkau.

Investasi atau mengembangkan dana

Cara memutus rantai ‘generasi sandwich’ yang terakhir adalah dengan berinvestasi atau melakukan pengembangan dana sedini mungkin. Selagi masih produktif, sisihkanlah sebagian penghasilan untuk menjalankan aktivitas tersebut. Selain berinvestasi di sejumlah instrumen konvensional, kamu juga bisa mengembangkan dana di platform P2P Lending yang saat ini tengah menggeliat. Mau tahu lebih lengkap tentang P2P Lending? Baca ini: Seperti Apa Sih Cara Kerja Peer to Peer Lending? Simak Penjelasannya di Bawah ini!

Leave a Reply