Blog

Bob Sadino, Pengusaha Nyentrik yang Pernah Dimarahi Paspampres!

Kisah-inspiratif-bob-sadino

Meski telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa, Bambang Mustari Sadino atau yang lebih dikenal dengan Bob Sadino masih menjadi inspirator bagi banyak orang di Indonesia, khususnya kalangan pengusaha. Memulai usaha dari nol, Bob Sadino telah memberikan bukti, betapa susah dan nikmatnya menjalankan sebuah bisnis.

Bob Sadino dikenal sebagai pribadi yang tak pelit membagikan ilmu kepada siapapun yang mau berusaha. Ia pernah berucap, ”Saya tak mau pengalaman dan pengetahuan saya terkubur bersama tubuh saya ketika mati kelak.”

Berikut kisah hidup Bob Sadino yang sangat menginspirasi:

Pria yang akrab disapa Om Bob ini merupakan bungsu dari lima bersaudara. Meski lahir dari keluarga berada, ia telah membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi pengusaha sukses dari bawah.

Sang ayah meninggal dunia ketika Om Bob berusia 19 tahun. Om Bob kabarnya mewarisi seluruh harta peninggalan orang tuanya, sebab saudara kandungnya yang lain dianggap sudah hidup mapan. Bukannya ditabung atau dipakai untuk modal usaha seperti kebanyakan orang jika mendapat warisan, Om Bob justru menggunakan harta tersebut untuk pergi keliling dunia.

Perjalanan Om Bob kala itu terhenti di Belanda. Ia menetap di negeri kincir angin tersebut selama sembilan tahun. Di sana, Om Bob pernah melakoni berbagai pekerjaan, mulai dari karyawan di PT Djakarta Lloyd hingga menjadi pegawai di perusahaan barang konsumsi Unilever. Tak hanya itu, ia juga bertemu dengan Soelami Soejoed kemudian menikahinya.

Baca juga: Nekat dan Penuh Sensasi, ini 10 Fakta Menarik Richard Branson yang Perlu Diketahui!

Pada 1967, Om Bob kembali ke Indonesia dengan membawa dua mobil Mercedes kesayangannya. Satu mobil dijual dan uangnya untuk membeli sebidang tanah di daerah Kemang, Jakarta Selatan, sedangkan satu lagi digunakan sebagai taksi. Uniknya, ia sendiri yang menjadi sopirnya.

Waktu berjalan, nasib nahas menghampiri Om Bob. Mobil yang ia sewakan mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan parah. Sayang, ia tak punya cukup uang untuk memperbaikinya, sehingga ia harus beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Penghasilannya kala itu hanya Rp 100 per hari.

Om Bob mengaku jika masa tersebut adalah masa paling kelam dalam hidupnya. Ia pun sempat depresi hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang kenalan yang memberinya 50 ekor ayam ras. Tak ingin menyerah, Om Bob memanfaatkan pemberian tersebut dan mengalihkan ayam ras itu menjadi bisnis telur ayam negeri.

Awalnya, Om Bob menawarkan telur dagangannya itu dari rumah ke rumah. Ketika itu, ayam kampung masih mendominasi pasar di Indonesia dan Om Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri. Karena belum populer, dagangannya itu hanya dibeli oleh ekspatriat yang tinggal di wilayah Kemang dan beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.

Tapi, seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal, sehingga bisnis Om Bob pun makin berkembang. Om Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam dan mengembangkan ladang sayur dengan sistem hidroponik di Indonesia.

Selama hidupnya, Om Bob diketahui memiliki beberapa jenis bisnis yang tergolong sukses. Di antaranya sebut saja Kem Chicks supermarket yang menyediakan beragam produk pangan impor, Kem Food yang bergerak di bidang pengolahan daging, Kem Farm ladang sayur dengan sistem hidroponik, The Mansion at Kemang yang bergerak di bidang properti, dan Kem Travel yang bergerak di sektor perjalanan.

Pengusaha nyentrik

Om Bob juga dikenal sebagai pengusaha yang nyentrik. Yang paling menonjol tak lain adalah cara berbusananya. Jika pengusaha pada umumnya berpenampilan necis, dia tak demikian. Om Bob justru identik dengan celana pendek serta kemeja lengan pendeknya saat berpergian.

Kebiasaan berbusana santai tersebut sempat membuatnya tersandung masalah. Ketika diundang oleh Presiden Soeharto ke Istana Negara, Om Bob sempat dimarahi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) karena dinilai tidak sopan. Konon, petugas itu rupanya tidak mengenal sosok Om Bob. Meski begitu, Presiden Soeharto kabarnya tak mempermasalahkan hal tersebut.

Selain gaya berpakaiannya, sosok Om Bob juga dikenal nyentrik dalam hal cara berpikir. Saat orang ribut dengan target yang dicanangkan, bagi Om Bob perjalanan menuju sukses justru tidak perlu memiliki tujuan. Rencana bagi Om Bob juga dinilai sebagai bencana. Dalam berbisnis, ia selalu menekankan prinsip ‘mengalir saja’.

Om Bob juga pernah berucap,”Kuliah adalah sebuah kesia-siaan. Kuliah sama saja dengan memasukkan sampah ke otakmu. Teori adalah sebuah informasi basi.” Pendapatnya tentang mahasiswa ber-IPK tinggi juga tak kalah pedas, yakni “Kalau mahasiswa IPK-nya sudah 3 koma, itu alamat jadi karyawan saja. Kalau mau jadi pengusaha, IPK jeblok saja. Karena dengan begitu, mau tak mau kamu akan ditolak perusahaan dan terpaksa membuka usaha sendiri.”

Keunikan Om Bob tak berhenti sampai di situ. Semasa hidupnya, ‘Mbahnya Entrepreneur’ ini juga kerap melontarkan istilah ‘goblok’ di sejumlah kesempatan. Meski terdengar kasar, namun Om Bob punya penilaian berbeda tentang hal itu.

Menurut dia, menjadi orang ‘goblok’ adalah kunci sukses untuk mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan. Bersikaplah sebagai orang yang tak mengerti apa-apa saat berhadapan dengan orang lain, agar Anda tidak menjadi pribadi yang terbiasa menolak pemahaman orang lain karena merasa pintar.

Baca juga: Jadi Orang Terkaya Sejagat Raya, ini 10 Fakta tentang Jeff Bezos yang Jarang Diketahui!

Om Bob mengibaratkan ‘goblok’ itu seperti gelas kosong. Sederhananya, tiap orang harus berada dalam keadaan kosong untuk dapat menyerap banyak ilmu dari orang lain.

Om Bob berujar,”Orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan secepat mungkin melamar pekerjaan. Orang bodoh berjuang keras secepatnya mendapatkan uang, agar bisa membayar pelamar kerja.”

“Orang goblok sulit dapat kerja dan akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar,” tandasnya.

Secara keseluruhan, kepribadian Om Bob sebagai pengusaha memang berbanding terbalik dengan pebisnis pada umumnya. Saking nyentriknya, ia kerap dibilang gila oleh orang di sekitarnya. Meski demikian, Om Bob tak ambil pusing. Ia pun menjadikan tudingan tersebut sebagai jargon, yakni “Mereka bilang saya gila.”

Om Bob di mata sejumlah tokoh

Sebagai pengusaha sejati, Om Bob dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul. Diungkapkan Direktur Utama PT Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto, Om Bob telah membuktikan diri sebagai entrepreneur yang hebat dan mampu bergaul dengan baik dengan semua kalangan.

Pengusaha Sofjan Wanandi mengungkapkan bahwa totalitas Bob Sadino dalam berbisnis patut ditiru oleh pengusaha muda. Kata dia,”Bob adalah sosok yang tak memilih pergaulan. Ini jadi alasan Bob enggan masuk ke dalam lembaga bentukan pengusaha, seperti Kadin. Bergaul dia sesuka hati.”

Baca juga: Jangan Tunda Lagi, ini 5 Alasan Harus Investasi Sejak Masih Muda!

Sementara menurut Dedi Gumelar alias Miing, dirinya sering keliling kampus-kampus bersama Om Bob untuk menyebarkan virus kewirausahaan. “Saya biasa jadi moderatornya dan Om Bob jadi narasumbernya. Pernyataan Om Bob kerap kontroversi karena berbeda dengan pandangan para akademisi,” ujarnya seperti dilansir Merdeka.com.

Meninggal dunia

Om Bob menghembuskan napas terakhir pada Januari 2015 di usia 81 tahun. Menurut kabar, ia meninggal karena komplikasi penyakit. Kondisinya memang diketahui makin menurun setelah sang istri meninggal dunia pada tahun 2014.

Hingga akhir hayatnya, Om Bob konsisten menjalani hidup sederhana. Ia tetap mempertahankan prinsipnya berpenampilan apa adanya, tentu saja dengan celana pendeknya. Bahkan, di masa-masa terakhir hidupnya, Om Bob diketahui sudah ‘malas’ menenteng gelar pengusaha. Ia lebih memilih menyebut dirinya pengangguran.

Terima kasih, Om Bob, telah menginspirasi.

Leave a Reply