Blog

Terungkap, ini Alasan Mengapa Jepang Menerapkan Kebijakan Ekonomi Perang!

danain-Mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang-gambar bendera Jepang

Mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang

Untuk bisa memenangkan perang, Jepang memanfaatkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan manusia, kemudian memberlakukan kebijakan ekonomi perang. Lantas, mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang pada saat itu?

Seperti yang kita tahu, Indonesia tak pernah ikut perang dunia secara langsung. Akan tetapi, bangsa kita pernah merasakan penderitaan yang sangat kejam akibat perang besar tersebut. Ya, Indonesia tengah dijajah oleh Jepang yang kala itu sedang terlibat perang dunia II melawan sekutu.

Pada masa pendudukannya di Indonesia, Jepang mengeluarkan sebuah kebijakan yang bernama ekonomi perang. Kebijakan ini dimanfaatkan untuk menggali semua kekuatan ekonomi yang ada di Tanah Air.

Yang jadi pertanyaan, mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang?

Dalam buku Ekonomi Indonesia Dalam Lintasan Sejarah karya Boediono, perang dunia II disebut telah mengubah peta politik. Sekadar informasi, Indonesia dikuasai oleh Jepang pada tahun 1942-1945. Saat itu, tujuan politik penguasa adalah menjadikan Indonesia sebagai penyangga tentara Jepang untuk memenangkan peperangan. Alhasil, diterapkanlah sistem ekonomi perang.

Baca juga: Kerap Ditanyakan, Apa itu Restrukturisasi Kredit dalam Dunia Ekonomi?

Ketika perang dunia II pecah di daratan Eropa, satu demi satu negara jatuh ke tangan Jerman. Adapun di kawasan Asia, Indonesia juga jatuh ke tangan bangsa Jepang.

Penjajahan yang dilakukan Jepang jauh lebih keras dan eksploitatif ketimbang Belanda. Selama 3,5 tahun, ekonomi Indonesia beroperasi dalam skema darurat perang.

CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI PERANG

Secara garis besar, pertanyaan mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang sudah terjawab pada penjelasan di atas. Akan tetapi, kurang lengkap rasanya jika kami tak mengulas tentang ciri-ciri dari sistem ekonomi tersebut. Berikut uraiannya, seperti dikutip dari laman Kompas.com:

– Hampir semua sendi kehidupan diatur dengan peraturan penguasa.

– Institusi masa dibekukan.

– Kepentingan bersama adalah memenangi perang.

– Ruang gerak individu dibatasi.

– Ekonomi beroperasi berdasarkan perintah.

– Transaksi sukarela hanya terjadi di celah-celah sempit dalam perekonomian yang tersisa.

EKONOMI SEBAGAI PENDUKUNG PERANG

Selama masa penjajahan Jepang, aktivitas ekonomi dijalankan bukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, melainkan untuk menghasilkan barang-barang dan kebutuhan pendukung perang. Produksi minyak bumi, hasil tambang, serta bahan pangan digenjot hanya untuk mendukung pasukan Jepang. Penduduk Indonesia hanya mendapatkan sisa-sisa dari kegiatan ekonomi tersebut.

Pada masa itu juga, tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia merosot drastis. Kelangkaan barang dan kelaparan sudah jadi berita sehari-hari. Sistem ekonomi yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup dari dunia luar. Alat transportasi laut hanya dikerahkan untuk tujuan perang.

Baca juga: 6 Contoh Ekonomi Kreatif yang Bisa Dilakukan oleh Kaum Milenial

Meski begitu, pada awal pendudukannya, Jepang berusaha memperbaiki ekonomi Indonesia yang sudah hancur. Maklum, saat Jepang merebut Indonesia dari Belanda, Belanda memilih untuk menghancurkan obyek-obyek vital untuk mempersulit pengambilalihan.

BANK DAN KEUANGAN

Kendati sangat anti terhadap Belanda, Jepang rupanya tetap menggunakan mata uang gulden di Indonesia. Tujuannya agar harga-harga barang tetap stabil. Sejumlah bank milik Belanda juga diakuisisi dan diganti dengan bank Jepang.

Bank-bank tersebut berada di bawah pengawasan Nanpo Keihatsu Kenso. Salah satu bank, yakni Nanpo Kaihatsu Ginko, diketahui melanjutkan tugas tentara Jepang dalam mengedarkan invasion money.

Baca juga: Jangan Terlalu Panik, Resesi Bukan Krisis Ekonomi!

Invasion money dicetak dalam tujuh denominasi, mulai dari satu hingga sepuluh gulden. Uang Belanda pun kemudian digantikan oleh uang Jepang.

Pada saat itu, Jepang juga menarik pajak yang tinggi bagi keturunan Eropa dan Tionghoa. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 35 hingga 70 kali lipat dari pajak era kolonial Belanda.

Ya, itulah ulasan singkat tentang mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang pada masa penjajahannya di Indonesia. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply