Blog

Jangan Terlalu Panik, Resesi Bukan Krisis Ekonomi!

Jangan_Terlalu_Panik,_Resesi_Bukan_Krisis_Ekonomi!

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani baru saja memaparkan kondisi kinerja APBN Tanah Air hingga akhir Juli 2020. Menurutnya, fiskal negara belum menunjukkan tanda-tanda yang bisa membuat ekonomi nasional melaju hingga akhir tahun ini.

Ia pun berujar bahwa ekonomi dalam negeri berpotensi minus sepanjang tahun 2020. Jika itu benar, Indonesia akan resmi mengalami resesi.

Terkait hal itu, wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, setidaknya ada 2 kunci yang bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia dari jurang resesi, yakni konsumsi rumah tangga dan investasi. Karena itu, lanjutnya, pemerintah akan mempercepat penyerapan belanja, sehingga bisa berdampak pada perekonomian kuartal III-2020. Demikian dilansir Detik.com.

Sejalan dengan yang dikatakan Ani, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut bahwa Indonesia memang tengah berada di ambang resesi akibat pandemi covid-19. Hal ini ia sampaikan saat membuka rapat pencegahan dan pengendalian covid-19 di Kantor Kemendagri, Kamis (27/8) lalu.

“Obyektif saja dan tidak bisa disembunyikan, kita ini sedang di ambang resesi. Kalau secara logika ilmu dan kecenderungan metodologis yang ada, bulan September atau sesudah bulan September atau awal Oktober akhir, kita itu akan memasuki apa yang dimaksud resesi ekonomi, tidak bisa terhindarkan, ujar Mahfud, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Baca juga: Resesi Indonesia Diprediksi Makin Dekat, Jangan Belanja Berlebihan!

Meski begitu, Mahfud meminta masyarakat untuk tak terlalu paranoid dengan ancaman resesi yang ada di depan mata. Kata dia, resesi adalah istilah teknis dari satu situasi. Resesi tidak sama dengan krisis.

Dalam kondisi ini, terang Mahfud, pemerintah harus mengutamakan 5 program utama sebagai tindak lanjut. Pertama, Indonesia aman dari covid-19. Kedua, Indonesia sehat. Ketiga, Indonesia berdaya, yang berarti ada peningkatan daya beli rakyat dan peningkatan ekonomi rakyat.

Keempat, Indonesia tumbuh, melalui program peningkatan penerimaan negera. Dan yang terakhir, Indonesia bekerja, salah satunya melalui program percepatan penyerapan tenaga kerja.

“Maka arah kebijakan tentang 5 situasi yang akan dipilih ini tadi, itulah yang kemudian dituangkan di dalam kebijakan dalam PC (penanganan Covid-19) dan PEN (pemulihan ekonomi nasional) tadi,” pungkasnya.

Baca juga: Pekerja Kelas Menengah, Lakukan ini untuk Hadapi Ancaman Resesi!

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku optimis dengan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II ini. Ia pun menilai, tak seharusnya masyarakat terus ditakut-takuti dengan berbagai proyeksi ekonomi yang menyatakan bakal resesi.

Diungkapkannya, jika memang Indonesia akhirnya mengalami resesi pada kuartal III ini, hal itu bukanlah akhir dari segalanya. Kata Luhut, pemerintah bersama masyarakat akan bekerja sekuat tenaga agar kinerja ekonomi tidak jatuh terlalu dalam.

“Kunci pemulihan ekonomi adalah kompak, bekerja sama, semangat inovasi, dan menjaga optimisme. Dan kita juga jangan ditakut-takuti kalau sampai ada negatif (pertumbuhan ekonomi minus) di kuartal III-2020. Kita berjuang sekuat-kuatnya sehingga bisa nanti kuartal III-2020 mungkin dekat dengan nol atau mungkin negatif nol koma sekian. Tapi kalau itu terjadi, bukan akhir dari segala-galanya,” tegas Luhut, seperti dilansir CNBC Indonesia. 

Baca juga: Ancaman Resesi, Investasi Emas Lebih Cuan!

Sementara itu, Luhut juga mengaku telah menjalin komunikasi dengan Bank Dunia. Menurutnya, Bank Dunia mengapresiasi program-program yang dilakukan pemerintah Indonesia.

“Sepanjang kita tadi masih bekerja dengan seperti ini, apa yang kita lakukan itu sudah benar. Langkah kita sudah benar, disiplin sudah benar, tidak perlu ada ketakutan. Optimisme. Saya ulangi optimisme ini harus semua kita pelihara,” tutupnya.

Ya, semoga saja Indonesia bisa melewati semua permasalahan ini dengan sangat baik. Kita sama-sama berharap hal itu bisa terealisasi!

 

1 Comment

  1. Resesi ekonomi memang terdengar seperti hal yang mengerikan. Kita harus berhati hati dalam mengelola keuangan di masa seperti ini. http://www.krishandsoftware.com/blog/564/resesi/

Leave a Reply