Saat membaca judul di atas, kamu mungkin bertanya-tanya. Memangnya ada perbedaan mas kawin dan mahar pernikahan? Untuk tahu jawabannya, simak ulasan berikut ini hingga tuntas!
Pernikahan adalah momen yang sakral bagi sebagian besar orang. Maka tak jarang, persiapan yang dilakukan harus matang dan cukup panjang. Bahkan, ada pasangan yang rela menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk menghelat acara pernikahan.
Ya, apapun itu, sah-sah saja untuk dilakukan, selama pasangan tersebut mampu dan tidak keberatan.
Namun demikian, ada satu unsur yang tak boleh terlupakan dalam sebuah pernikahan. Tak lain dan tak bukan adalah mas kawin atau mahar.
Nah, bicara unsur penting tersebut, banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya apa perbedaan mas kawin dan mahar pernikahan?
DEFINISI MAS KAWIN DAN MAHAR
Pada prinsipnya, mas kawin dan mahar punya makna yang sama. Perbedaannya terletak pada penyebutannya saja.
Mengutip Tempo.co, istilah mahar diambil dari bahasa Arab, yakni al-Mahr. Mahar merupakan sebagian harta yang dikeluarkan oleh suami untuk istri dan diberikan saat akad nikah. Mahar punya penyebutan lain, mulai dari nihlah, shadaq, ‘alaiq hibah, hingga faridhah. Sementara mas kawin adalah penyebutan mahar dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Penting, 6 Masalah Finansial ini Harus Dibicarakan dengan Pasangan Sebelum Menikah!
Definisi lainnya, mahar adalah sebuah pemberian kepada wanita berupa uang, barang, atau jasa, yang tidak bertentangan dengan Islam dan diberikan saat akad nikah. Mahar juga berarti bukti cinta pria terhadap wanita yang dinikahinya.
Pada konteks ini, mahar adalah sebuah pelengkap atau simbolis dalam pernikahan, bukan isi utama. Karena itu, mahar tidak bersifat memberatkan atau membebankan bagi pengantin pria.
Dalam banyak kasus, mahar sudah dibicarakan bersama antara pengantin pria dan wanita. Hal ini dilakukan agar mencapai kesepakatan.
Mahar tak selalu barang mahal, tapi bisa juga dalam bentuk barang atau jasa yang bermanfaat untuk pengantin. Bahkan, mahar dapat dibayarkan dalam utang, apabila pengantin pria belum mampu membayarnya secara tunai.
Perlu digarisbawahi, mahar adalah hak mutlak dari istri. Suami tak punya hak untuk menguasai, bahkan memintanya. Demikian pula orang tua istri, mereka juga tak berhak atas mahar tersebut, kecuali pengantin wanita mengikhlaskannya.
Baca juga: Sudah Berkeluarga, ini Rincian Pengeluaran Bulanan Rumah Tangga yang Perlu Diketahui!
Lantas, berapa jumlah mahar yang harus diberikan pengantin pria kepada wanita?
Menurut Jurnal Hukum Ekonomi Syariah edisi 2016, hingga saat ini, agama tidak menetapkan jumlah minimum mengenai besaran mas kawin yang harus diberikan mempelai pria kepada wanita. Jadi, calon pengantin pria tidak perlu merasa terbeban dengan hal tersebut.
PENGERTIAN HANTARAN DAN SESERAHAN
Setelah mengetahui perbedaan mas kawin dan mahar pernikahan, kurang lengkap rasanya jika kita tak mengulas unsur lain yang juga ada dalam proses pernikahan, yaitu hantaran dan seserahan.
Untuk diketahui, hantaran adalah oleh-oleh atau buah tangan yang diberikan keluarga pengantin pria kepada keluarga pengantin wanita atau sebaliknya. Hantaran bisa berupa makanan yang berisi kue basah, buah-buahan, beras, gula, dan lain sebagainya.
Adapun seserahan merupakan tanda pengikat hati antara kedua pihak keluarga. Isinya bisa sepaket kosmetik, pakaian, kain, atau aksesoris lainnya. Demikian dilansir laman Merdeka.com.
Baca juga: Bicara Uang dengan Pasangan bisa Tingkatkan Kepuasan Pernikahan
Apakah hantaran dan seserahan wajib diberikan?
Perlu dipahami, pemberian hantaran dan seserahan merupakan bagian dari tradisi saja. Jika kedua mempelai tidak menginginkannya, kedua hal tersebut bisa diabaikan.
Ya, itulah ulasan singkat mengenai perbedaan mas kawin dan mahar pernikahan, serta pengertian hantaran dan seserahan. Semoga bermanfaat!
Leave a Reply