Jakarta, 14 November 2018. Kehadiran sektor Peer to Peer (P2P) Lending dalam industri financial technology (Fintech) di Indonesia awalnya tak semulus yang diharapkan. Banyak pihak yang ragu menggunakan layanan finansial modern tersebut, dengan alasan tidak adanya jaminan dalam skema kerja yang diterapkan.
Berangkat dari hal itu, platform Danain hadir sebagai alternatif bagi siapapun yang ingin berinvestasi dengan aman, mudah, dan menguntungkan. Danain mengharuskan pihak peminjam menyerahkan agunan emas kepada PT Mas Agung Sejahtera (PT MAS) selaku mitra. Dengan metode tersebut, Danain berkomitmen untuk menjaga Non Performing Loan (NPL) tetap berada di angka 0 persen.
Lahirnya Danain dalam keluarga P2P Lending di Tanah Air tidak lepas dari sosok-sosok cerdas dan bertalenta di belakangnya. Mereka adalah Sutanto Adi Lunarso yang merupakan Co-Founder & Director Danain, serta Budiardjo Rustanto selaku Co-Founder & CEO Danain. Dua anak bangsa inilah yang akhir tahun lalu berhasil menelurkan platform P2P Lending pertama beragunan di Indonesia.
Lunarso dan Budiardjo bukanlah pemain baru di industri finansial dalam negeri. Keduanya punya pengalaman panjang dan prestasi yang mengagumkan dalam bidang tersebut. Lunarso, misalnya. Pria kelahiran Surabaya 23 Juni 1981 ini mengantongi dua gelar, yakni B.S Computer Engineering dan M.S Computer Science dari University at Buffalo, Amerika Serikat. Ia pun punya kisah menarik di awal kariernya.
Saat kembali ke Indonesia tahun 2004 silam, Lunarso lebih memilih untuk menempa dirinya terlebih dahulu di tempat lain, bukan di Serba Mulia Group. Ia memutuskan untuk bekerja sebagai salesman di salah satu perusahaan otomotif kenamaan. Lunarso mengaku, pengalaman dan tantangan yang dihadapi ketika menjalani profesi tersebut membuat dirinya lebih percaya diri saat memimpin Serba Mulia Group.
Sebelum Lunarso bergabung, Serba Mulia Group awalnya hanya memiliki 4 unit bisnis. Berkat kegigihan dan kepiawaiannya bersama tim dalam menjalankan roda bisnis, anak usaha Serba Mulia Group kini telah berkembang menjadi 15 unit bisnis, di mana secara keseluruhan kondisi keuangannya berada di posisi sangat baik. Dalam menjalankan segala aktivitas bisnisnya, Lunarso menjunjung tinggi prinsip “Win-win Solution” yang telah diterapkan Serba Mulia Group selama puluhan tahun, agar semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan.
Begitu pun dengan Budiarjdo. Lulusan Sarjana Hukum Universitas Brawijaya ini sudah merasakan asam garam berkarier di industri finansial selama belasan tahun. Dengan kemampuan yang dimiliki, Budiardjo sempat berkarier di sejumlah perusahaan, seperti pembiayaan, distribusi, hingga peternakan berskala besar. Sederet posisi pernah ia duduki, mulai dari Marketing Staff, Branch Manager, hingga Department Head Marketing (1995-2011).
Pada 2012, Budiardjo bekerja sebagai konsultan sekaligus trainer di beberapa perusahaan multifinance. Barulah pada 2016, pria yang juga mengenyam pendidikan Management Development Program di Asian lnstitute of Management, Manila, Filipina, ini bergabung di Serba Mulia Group sebagai Deputy Managing Director. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Budiardjo paham betul strategi terbaik untuk menggabungkan finansial secara konvensional dengan teknologi. Atas dasar itulah, pria yang akrab disapa Budi ini dipercaya Serba Mulia Group untuk mengelola dan mengembangkan Danain.
Lunarso dan Budiardjo sama-sama berkomitmen untuk bisa menyalurkan pinjaman sebanyak-banyaknya kepada masyarakat dan menjalin kemitraan yang lebih luas lagi. “Target Danain ke depan adalah bisa menyalurkan pinjaman hingga 1 triliun rupiah,” pungkas Lunarso.
***
Leave a Reply