Blog

Jor-joran di Awal Bulan, Akhir bulan, atau Setiap Hari, Kamu Tipe yang Seperti Apa?

Jor_joran_di_Awal_Bulan_Akhir_bulan_atau_Setiap_Hari_Kamu_Tipe_yang_Seperti_Apa

Setiap orang punya cara masing-masing dalam mengelola keuangannya. Ada tipe orang yang jor-joran (baca: boros) ketika awal bulan, ada pula orang yang jor-joran ketika akhir bulan, bahkan setiap hari.

Pada dasarnya, ketiga tipe orang seperti itu tak bisa disalahkan, sebab mereka punya cara pandang sendiri terhadap kehidupan finansialnya. Mereka akan menjalankan gaya hidup yang menurut mereka benar dan membuat nyaman, meskipun secara prinsip pengelolaan keuangan hal seperti itu tidak dibenarkan.

Bagi orang yang biasa jor-joran di awal bulan, pola hidup yang mereka terapkan bisa dibilang mirip anak kos. Saat uang bulanan dikirim, mereka akan boros, kemudian baru akan berhemat ketika memasuki akhir bulan.

Begitu pun sebaliknya. Bagi orang yang biasa jor-joran di akhir bulan, mereka akan berhemat ketika awal bulan, namun akan boros di penghujung bulan. Ibaratnya, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”

Sementara tipe orang yang ketiga sangat jauh berbeda dengan dua tipe sebelumnya. Tidak ada kata hemat dalam kamus mereka. Tipe orang yang boros setiap hari cenderung tidak peduli dengan awal bulan atau akhir bulan. Mereka akan mengeluarkan uang yang berlebih setiap hari, tanpa memikirkan apakah uang yang dimiliki tiap bulan cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan bulanannya. Ini yang paling parah.

Dari ketiga tipe orang di atas, masuk kategori yang manakah kamu? Cukup jawab dalam hati dan simak terus artikel ini agar tahu cara mengelola keuangan yang baik dan benar!

Sebagai informasi, ada satu metode pengelolaan keuangan yang sangat mudah untuk diaplikasikan. Adalah pola 50/30/20. Berikut penjelasannya:

50 persen untuk kebutuhan bulanan

Setiap kali menerima gaji, cobalah langsung sisihkan 50 persen untuk biaya kebutuhan bulanan. Kamu bisa gunakan anggaran tersebut untuk hal-hal yang sangat penting, seperti membayar listrik, makan sehari-hari, belanja bulanan, bensin, gas, pulsa, termasuk bayar cicilan jika memang ada. Agar anggaran tersebut terserap dengan baik, buatlah daftar kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap bulannya.

30 persen untuk kebutuhan sekunder

Pengelolaan keuangan yang baik bukan berarti kamu harus selalu berhemat, lalu tidak bisa menggunakan hasil kerja keras untuk bersenang-senang. Kuncinya, alokasikanlah 30 persen pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sekunder, seperti untuk beli pakaian, jalan-jalan, nonton bioskop, kulineran, dan lain sebagainya.

20 persen untuk dana darurat dan investasi

Setelah menyisihkan anggaran untuk kebutuhan pokok dan sekunder, kamu masih memiliki dana 20 persen dari gaji yang diterima. Gunakanlah anggaran tersebut untuk dana darurat atau investasi. Agar tak mudah diutak-atik, pisahkanlah dana tersebut di rekening yang berbeda dengan rekening yang biasa dipakai untuk bertransaksi sehari-hari. Jika ingin berinvestasi, kamu bisa pelajari jenis-jenis instrumen investasi di artikel ini: Investasi itu Banyak Macamnya, ini 7 Jenis Investasi Paling Populer di Indonesia!

Agar kondisi keuangan tetap sehat, kamu harus punya pola pikir “menyisihkan di awal”. Maksudnya, ketika menerima gaji, cobalah untuk langsung membaginya ke dalam pos-pos pengeluaran yang sudah ditentukan, yakni dengan metode 50/30/20 tadi. Jangan pernah punya pola pikir untuk menghabiskan gaji yang diterima saat awal bulan, kemudian baru disisihkan ketika ada sisanya. Itu tidak benar.

Tak hanya itu, biasakan pula untuk mencatat semua pengeluaran setiap harinya. Selain bisa tahu ke mana saja uang telah digunakan, cara tersebut juga dapat membantu kamu untuk mengetahui barang-barang apa saja yang sebenarnya tidak perlu dibeli di bulan berikutnya. Yang tak kalah penting, belajarlah untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta usahakan untuk selalu belanja menggunakan uang tunai.

Pakar keuangan Jamie Smith-Thompson mengungkapkan bahwa metode 50/30/20 bisa memicu kebiasaan baik dalam mengelola finansial. “Metode ini sangat berguna untuk orang-orang yang sebelumnya tidak memerhatikan keuangan, sehingga mereka bisa mulai meningkatkan pengelolaan finansialnya di kemudian hari,” ujar Thompson seperti dilansir Daily Mail.

Siap menerapkan pola 50/30/20?

Leave a Reply