Wisuda kerap dianggap tolak ukur sebuah keberhasilan. Saat merayakannya, banyak orang yang melompat kegirangan, melempar topi tinggi-tinggi, hingga berfoto ria dengan balutan jas atau gaun. Orang tua pun kerap menepuk punggung dan berharap agar sang anak bisa sukses di masa depan.
Namun, pada akhirnya, kehidupanlah yang akan menghantam kita saat mencari pekerjaan. Jika beruntung, kita akan mendapat posisi magang atau pekerjaan impian dengan status percobaan. Atau sebaliknya, kita terpaksa mundur karena memang belum ‘berjodoh.’ Di sisi lain, pinjaman atau utang mulai menumpuk, sementara kesempatan kerja tak kunjung datang.
Pertanyaannya: Bagaimana cara menghindari krisis keuangan bagi para fresh graduate alias lulusan baru?
Berikut 3 tips cerdas yang bisa diterapkan, sebagaimana dilansir lifehack.org:
Ingat, pekerjaan pertama bukanlah jaring pengaman!
Coba perhatikan, banyak dari kita kerap melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Kita sering berasumsi bahwa pekerjaan pertama dengan gaji yang pas-pasan dianggap sebagai jaring pengaman. Kita juga sering menganggap, pekerjaan pertama adalah cerminan sempurna dari identitas, sehingga kita tak perlu lagi melakukan eksplorasi.
Nelson Mandela pernah berkata: Merasa nyaman adalah perasaan paling berbahaya yang bisa dimiliki oleh manusia.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Ini Cara Tepat untuk Temukan Minat dan Mengubahnya jadi Karier yang Sukses!
Pernyataan ini menjadi sangat menonjol, terutama bagi para lulusan baru yang notabene terlalu berkomitmen. Banyak dari para fresh graduate yang langsung membeli mobil dengan cara mencicil, beli lemari pakaian baru, sewa apartemen, memakai kartu kredit, hingga menumpuk utang yang sebenarnya tidak perlu.
Awalnya, banyak dari mereka yang menikmati momen tersebut. Tapi, seiring berjalannya waktu, pengeluaran jadi terus meningkat dan sering berakhir pada jeratan utang. Alhasil, mereka harus bekerja keras untuk melunasi semua tagihan dan kesempatan untuk menjelajah peluang baru pun jadi terhambat.
Jika kamu baru lulus dari universitas, cobalah untuk selalu ingat bahwa menabung dan berinvestasi akan selalu lebih baik daripada membeli barang materi. Ingat pula, jika kartu kredit dan cicilan mobil hanya akan menumpuk utang kamu.
Baca juga: Jangan Terlalu Panik, Resesi Bukan Krisis Ekonomi!
Menjaga diri agar tetap cerdas dan sederhana adalah cara terbaik untuk memastikan keamanan finansial kamu. Yakinlah bahwa peluang ada di mana-mana, jadi jangan pernah menganggap jika pekerjaan pertama adalah jaring pengaman kamu. Solusi terbaik, berilah kebebasan pada dirimu untuk menjelajah peluang yang lebih besar lagi.
Jika belum siap, sebaiknya jangan terburu-buru menikah!
Menikah dengan orang yang dicinta tentu sangat membahagiakan. Tapi, sayangnya, banyak orang yang melakukan kesalahan fatal dengan melamar sang kekasih segera setelah lulus dari universitas. Alasan paling mengemuka adalah karena waktu dan keadaan. Umumnya, pasangan-pasangan ini seringkali gagal untuk melihat bahwa bagian penting dalam menciptakan sebuah keluarga adalah stabilitas keuangan.
Ketika periode awal bulan madu berakhir, banyak yang baru menyadari jika tanggung jawab gabungan dari tagihan, akomodasi, makanan, dan sejumlah biaya lainnya mulai mempengaruhi kondisi finansial. Kamu harus ingat bahwa cinta sejati tak akan pernah bisa membayar tagihan, tapi pasti bisa menunggu.
Baca juga: Bulan Inklusi Keuangan, Yuk Lakukan Pendanaan di Platform Danain!
Jadi, jika kekasihmu adalah orang yang tepat, dorong dirinya untuk mengembangkan diri dan raih pencapaian besar bersama. Setelah kamu berdua cukup yakin dengan stabilitas keuangan, barulah cari waktu yang tepat untuk mengikat janji suci. Ini memastikan bahwa kamu dan pasangan bisa menghindari kekacauan finansial yang tak terduga di kemudian hari.
Jangan takut ambil risiko
Baru lulus kuliah adalah waktu yang tepat untuk mengambil risiko. Namun, faktanya, ketakutan dan keraguan bisa membuat banyak orang menghindari lompatan keyakinan tersebut. Ini perlu diantisipasi!
Sebagai lulusan baru, jangan pernah ragu untuk mengambil keputusan, sebab kamu tak akan rugi. Kamu bisa menjelajahi perjalanan trial and error serta belajar dari kesalahan yang diperbuat. Dalam konteks ini, kamu bisa mengambil risiko investasi dan menumbuhkan warisan kamu sendiri. Ingat, risiko kecil ini memungkinkan kamu untuk memperluas pengetahuan.
Pada akhirnya, risiko ini akan memberi kamu kebebasan untuk memastikan stabilitas keuangan, yang mungkin juga akan memberi kamu kebebasan untuk pensiun dan menikmati kenyamanan keuangan yang sempurna selama masa hidup.
Bagaimana, siap menerapkan tips di atas untuk hindari krisis keuangan?
Leave a Reply