Blog

Pernah Sangat Kaya, Begini Kondisi Negara Nauru Dulu dan Sekarang!

danain-negara Nauru dulu dan sekarang-gambar peta Nauru

Negara Nauru dulu dan sekarang

Fakta menyatakan negara Nauru dulunya pernah memiliki kekayaan yang melimpah, namun sayang sekarang negara itu telah jatuh miskin. Bagaimana bisa? Berikut kondisi negara Nauru dulu dan sekarang!

Nama negara Nauru mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian dari kita. Hal itu sangatlah wajar, mengingat Nauru bukan negara besar yang berpengaruh dalam dunia internasional.

Namun siapa sangka, negara yang berbentuk kepulauan kecil ini dulunya pernah menjadi salah satu negara yang kaya dan memiliki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang tinggi. Sampai akhirnya karena satu dan lain hal, statusnya kini merosot, bahkan termasuk ke dalam kategori negara termiskin di dunia.

Bagaimana bisa demikian? Berikut fakta mengenai kondisi negara Nauru dulu dan sekarang yang perlu kamu ketahui!

  1. Pernah menyandang status negara paling makmur

Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, kondisi negara Nauru dulu dan sekarang sangat berbeda. Negara ini pernah menyandang status sebagai salah satu negara paling makmur di dunia pada tahun 1970-an.

Pada saat itu, Nauru memiliki pendapatan per kapita mencapai 2,5 miliar US dollar lewat sumber daya alam fosfat yang tersedia di negaranya.

Baca juga: 5 Negara dengan GDP Tertinggi di Dunia, Apa Saja?

Sayangnya, di era kejayaannya tersebut, pemerintah tidak memberlakukan pajak bagi penduduk Nauru. Bahkan, banyak layanan publik diberikan secara gratis, mulai dari rumah sakit, sekolah, hingga transportasi.

Bahkan, pada masa kejayaannya, pemerintah Nauru banyak mengirim pemudanya untuk menempuh kuliah di universitas bergengsi di Australia dengan subsidi penuh dari mereka.

Akibatnya, ketika cadangan fosfat mulai menipis, penghasilan negara menurun drastis, pemerintah pun kalang kabut.

  1. Pemanfaatan sumber daya alam yang asal-asalan

Pada tahun 2011, cadangan fosfat di Nauru sudah semakin menipis, sehingga berakibat pada harga jualnya yang cukup mahal. Akibatnya, banyak negara yang semula berlangganan di Nauru lebih memilih untuk mencari opsi sumber fosfat yang lain.

Menipisnya fosfat di negara kecil ini juga disebabkan oleh penambangan yang berlebih dan asal-asalan yang dilakukan oleh penduduk setempat. Tak heran jika hal ini sangat berdampak pada kondisi negara Nauru dulu dan sekarang.

  1. Mayoritas penduduknya memiliki masalah berat badan

Menurut data, lebih dari 70 persen penduduk Nauru memiliki masalah terhadap berat badannya. Di mana mayoritas dari mereka hidup dengan kondisi obesitas.

Tak heran jika kemudian Nauru juga mendapat predikat sebagai salah satu negara dengan populasi orang gemuk terbanyak di dunia.

Baca juga: Daftar Negara dengan Pajak Tertinggi di Dunia, Ada yang Sampai 50%!

Uniknya, meski mayoritas populasinya adalah orang-orang gemuk, sangat jarang ditemukan penduduk Nauru yang meninggal karena masalah kesehatan. Bahkan mereka berpendapat, semakin gemuk seseorang, maka akan semakin menarik.

  1. Tidak memiliki armada militer

Karena bentuk yang kecil, Nauru bisa dibilang tidak memiliki angkatan militer bersenjata yang bertugas menjaga keamanan negara mereka. Namun, negara kecil ini tetap memiliki polisi untuk menjaga keamanan dalam bermasyarakat.

Apabila terdapat kondisi di mana aparat kepolisian tidak mampu menanggulangi masalah yang terjadi dalam negara tersebut, pemerintah Nauru biasanya akan meminta bantuan ke negara tetangga seperti Australia.

  1. Mayoritas masyarakatnya jago bahasa Inggris

Sempat menjadi lahan jajahan Inggris di masa lampau membuat banyak penduduk Nauru cukup mahir dalam berbahasa Inggris. Hal tersebut juga didukung dengan letak geografisnya yang cukup dekat dengan Australia serta Selandia Baru.

Meski demikian, bahasa keseharian masyarakat setempat tetap menggunakan bahasa ibu mereka, yakni bahasa Nauru.

Baca juga: Negara dengan Utang Terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Berapa?

Ya, itulah beberapa fakta mengenai negara Nauru dulu dan sekarang yang sempat berjaya, namun justru kini kondisinya berkebalikan.

Leave a Reply