Istilah kliring kerap muncul dalam dunia perbankan. Lantas, apa yang dimaksud dengan kliring?
Kata kliring mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat. Namun, hal itu tidak berlaku bagi mereka yang berkecimpung di dunia ekonomi, khususnya di lembaga perbankan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kliring? Berikut penjelasan lengkapnya, seperti dikutip dari laman Bisnis.com!
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005, kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank, baik atas nama bank atau nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan transaksi dengan cara memindahkan suatu saldo pada pihak lain yang lebih berhak.
Dari dua penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa kliring adalah sebuah proses transfer, akan tetapi beda dengan transfer biasa melalui mesin ATM. Pasalnya, proses transfer lewat kliring membutuhkan waktu yang tidak sebentar, umumnya bisa 2-3 hari kerja.
Baca juga: Kerap Diperbincangkan, Apa itu Deposito Bank?
Kenapa demikian? Sebab bank pengirim harus menyetorkan dana terlebih dahulu ke Bank Indonesia (BI), setelah itu barulah BI akan mengirimkannya ke bank penerima.
Meski terkesan lama, namun keberadaan kliring sangatlah penting, terlebih dalam dunia perdagangan. Kliring memberikan kesempatan yang lebih luas kepada nasabah, baik individu maupun perusahaan, untuk bisa melakukan transaksi dalam jumlah besar hingga Rp 99.999.999 per hari.
JENIS-JENIS KLIRING
Apa yang dimaksud dengan kliring sudah dijelaskan, kini giliran kami membeberkan jenis-jenis kliring yang perlu diketahui, antara lain:
Kliring umum
Kliring jenis ini biasa digunakan dalam perhitungan warkat perbankan. Pengaturan sistem serta proses pelaksanaannya diawasi langsung oleh BI yang merupakan pihak berwenang.
Kliring lokal
Kliring lokal merupakan alat perhitungan warkat yang dilakukan antarbank, namun ketentuannya diatur oleh daerah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Baca juga: Mengenal Sejarah Bank Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga Pra-Kemerdekaan
Kliring antarcabang
Kliring antarcabang merupakan salah satu cara transfer uang atau sarana perhitungan utang piutang surat berharga yang khusus dilakukan pada bank yang umumnya berada dalam satu daerah tertentu. Cara pelaksanaannya ialah dengan mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor bank cabang.
SISTEM KLIRING
Untuk diketahui, penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) terdiri dari dua jenis, yaitu:
-
Kliring Debit
Sesuai namanya, kliring jenis ini digunakan untuk keperluan transfer debit yang berasal dari warkat debit atau warkat kliring yang di dalamnya meliputi:
– Warkat debit yang diterbitkan nasabah yang terdaftar di wilayah kliring tertentu.
– Warkat debit berupa bilyet giro dan cek antardaerah.
-
Kliring kredit
Kliring kredit merupakan kegiatan transfer kredit yang dilakukan secara nasional dengan ketentuan sebagai berikut:
– Transfer yang dapat dikliringkan hanya transfer kredit yang berasal dari nasabah di suatu daerah kliring dengan tujuan nasabah lain di seluruh wilayah Indonesia.
– Transfer kredit yang dimaksud poin pertama dikliringkan dalam bentuk Data Keuangan Elektronik (DKE) Kredit dalam mata uang rupiah.
– Perhitungan kliring kredit dilakukan langsung secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
Baca juga: Mengenal Lembaga Keuangan Non Bank dan Jenis-jenisnya
CONTOH KLIRING
Setelah membaca penjelasan tentang kliring di atas, kamu mungkin bertanya-tanya. Sebenarnya, apa saja contoh kliring yang ada di Indonesia?
Setidaknya, ada beberapa contoh kliring yang perlu kamu tahu, di antaranya adalah cek, bilyet giro, nota debit, nota kredit, wesel bank untuk transfer, surat bukti penerimaan transfer, dan warkat debit lain yang disetujui oleh BI.
Ya, itulah ulasan lengkap mengenai apa yang dimaksud dengan kliring dan seluk beluknya. Semoga bermanfaat!
Leave a Reply