Resesi ekonomi bisa saja melanda Tanah Air jika laju perekonomian kuartal II dan III tahun ini terus mengalami kontraksi. Terkait hal itu, pemerintah mengklaim telah menyiapkan skenario untuk menghadapi situasi tersebut.
Di saat yang sama, masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati dan mengencangkan ikat pinggang untuk menghadapi potensi lesunya perekonomian. Meski begitu, masyarakat tetap disarankan untuk berinvestasi guna meningkatkan penghasilan, tentu saja pada instrumen yang punya risiko tergolong rendah.
Lantas, instrumen investasi apa yang cocok dan menguntungkan di situasi seperti saat ini? Salah satu yang disarankan adalah emas!
Perlu diketahui, harga emas terus menunjukkan kinerja terbaiknya sepanjang tahun ini. Kenaikan tersebut membuatnya semakin dilirik sebagai instrumen investasi. Terlebih di tengah ketidakpastian global seperti sekarang, investasi emas dianggap sebagai lindung nilai yang perlu diperhitungkan.
Baca juga: Indonesia Terancam Resesi, ini yang Perlu Kamu Lakukan untuk Menghadapinya!
Per hari ini saja, Kamis (6/8), sebagaimana dilansir Bisnis.com, harga emas batangan di PT Aneka Tambang (Persero) berada di angka Rp 1.054.000 per gram. Angka tersebut naik Rp 6.000 jika dibanding harga pada Rabu (5/8) lalu. Sementara harga buyback berada di angka Rp 953.000, juga naik Rp 6.000 per gramnya.
Berdasarkan pantauan Tempo sejak awal tahun 2020, harga tersebut adalah yang tertinggi sepanjang tahun ini, bahkan sepanjang sejarah. Pada 2 Januari 2020, misalnya. Harga emas Antam masih berada di kisaran Rp 771.000 per gram. Pada 8 Januari 2020, harga emas mancapai tingkat tertinggi (kala itu) di level Rp 808.000 per gram, sebelum akhirnya turun lagi. Harga emas mulai menanjak lagi pada Februari dan memuncak pada Maret 2020 di angka Rp 860.000 per gram.
Nah, bagi kamu yang tertarik untuk berinvestasi emas dalam waktu dekat karena alasan lebih cuan, ada baiknya untuk mengetahui dulu sejumlah tips yang disampaikan oleh pakar keuangan. Hal ini penting agar kamu mengetahui seluk beluk investasi emas di tengah ancaman resesi seperti sekarang.
Berikut ulasan lengkapnya!
Jangka waktu panjang
Menurut perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto, tak ada salahnya untuk berinvestasi emas di situasi seperti sekarang. Tapi, kata dia, sebaiknya untuk tujuan jangka menengah hingga panjang.
“Kalau tujuannya untuk mendapatkan keuntungan cepat, ini bukan waktunya karena harganya sudah cukup tinggi,” ujar Eko, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Baca juga: 7 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapi Ancaman Resesi
Beli bertahap
Eko mengingatkan untuk membeli emas secara bertahap. Di saat bersamaan, investor juga harus tetap memperhatikan pergerakan harga logam mulia. Saat harganya turun, investor bisa menambah kepemilikannya.
“Sisanya, simpan dulu uangnya tunai, ketika mulai turun masukkan kembali sedikit lagi secara periodik,” tambahnya.
Sementara itu, investor juga disarankan untuk tak mencicil pembelian emas melalui toko online. Jika punya modal besar, sebaiknya langsung membeli emas secara tunai.
“Jumlahnya sedikit atau banyak itu bergantung dari uang menganggur yang dimiliki,” terang perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho.
Baca juga: Siaran Pers: Di Tengah Pandemi Covid-19, Danain Dapat Kepercayaan dari Bank Sahabat Sampoerna
Prediksi harga emas
Emas adalah aset safe haven yang notabene punya risiko tergolong rendah. Harga emas akan cenderung naik ketika terjadi ketidakpastian global atau saat guncangan ekonomi.
“Kita tidak tahu emas akan naik lagi atau tidak, tapi dengan kondisi seperti ini ada kemungkinan emas akan naik lagi. Kalau kuartal II besok krisis, emas akan naik lagi,” ungap Eko.
Sedangkan diutarakan Andy, emas tak ayal seperti instrumen investasi lainnya, di mana harganya bisa turun atau naik. Meski demikian, penurunan harga emas tidak tajam dibanding aset berisiko lain.
“Apakah kemudian harganya akan naik, iya. Apakah kemungkinan harga turun, iya. Hanya saja sebagai lindung nilai mata uang, logam mulia mulai menarik,” tutup Andy.
Bagaimana, tertarik investasi emas di tengah ancaman resesi?
Leave a Reply