Blog

Cegah Kerugian, ini 5 Risiko Investasi dan Contohnya yang Wajib Kamu Tahu!

Danain - Resiko investati - gambar_orang_cutloss

5 risiko investasi dan contohnya yang perlu diketahui

Setiap jenis investasi pasti memiliki risiko. Risikonya pun bervariasi. Berikut sederet risiko investasi dan contohnya yang perlu kamu tahu!

Apakah kamu ingin berinvestasi dalam waktu dekat ini? Jika ya, realisasikan keinginan positif kamu itu sesegera mungkin! Perlu kamu tahu, berinvestasi akan memberikanmu keuntungan berkali-kali lipat ketimbang hanya menabung.

Namun, sebelum menjalankan aktivitas tersebut, penting bagi kamu untuk memilih instrumen investasi yang paling aman guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari. Sebab, seperti yang kita tahu, setiap jenis investasi pasti punya risiko yang perlu diwaspadai.

Sebagai calon investor, cobalah pelajari dengan seksama jenis-jenis investasi yang ada saat ini, kemudian lakukanlah analisa sebaik mungkin guna meminimalisir risiko yang kapan saja bisa terjadi. Sejalan dengan itu, ada baiknya juga untuk mengetahui jenis-jenis risiko yang bisa timbul dalam dunia investasi, sehingga kerugian bisa dicegah semaksimal mungkin.

Berikut sederet risiko investasi dan contohnya, seperti dikutip dari berbagai sumber:

Risiko suku bunga

Risiko ini muncul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti obligasi atau pinjaman, diperkirakan akan memburuk akibat peningkatan suku bunga. Singkat kata, risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena adanya perubahan suku bunga di pasar, sehingga bakal memengaruhi pendapatan investasi.

Baca juga: Seluk-Beluk Investasi Jangka Panjang yang Perlu Kamu Tahu, Simak Baik-baik!

Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi akan turun. Begitu pun sebaliknya. Sebagai informasi tambahan, risiko suku bunga biasanya diukur dengan jangka waktu obligasi.

Contoh kasus: Misalnya, suku bunga obligasi adalah 7-9%. Kemudian, pemerintah menerbitkan Sukuk Ritel dengan suku bunga hingga 11%. Secara otomatis, investor akan lebih melirik Sukuk Ritel tersebut.

Ya, itulah risiko investasi dan contohnya yang pertama.

Risiko pasar

Risiko pasar adalah risiko naik-turunnya Nilai Aktiva Bersih yang disebabkan oleh perubahan sentimen pasar uang, seperti saham atau obligasi. Risiko ini tak bisa dihindari dan pasti selalu dialami oleh para investor, bahkan bisa menyebabkan capital loss.

Jika mengalami kondisi ini, jangan panik dan langsung mencairkan semua dana investasimu. Pasalnya, situasi seperti itu tidak terjadi secara terus-menerus.

Baca juga: Ancaman Resesi, Investasi Emas Lebih Cuan!

Contoh kasus: Seorang kepala negara sedang diterpa isu kesehatan. Di saat bersamaan, terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang kemudian naik.

Risiko inflasi

Risiko investasi dan contohnya yang selanjutnya adalah risiko inflasi.

Risiko satu ini juga disebut sebagai risiko daya beli. Risiko inflasi adalah peluang bahwa arus kas dari investasi tak akan bernilai banyak di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat terjadinya inflasi. Biasanya, risiko ini diambil oleh investor saat memegang uang tunai.

Contoh kasus: Jika seorang investor memegang uang tunai sebesar Rp 10 juta dan inflasi tahunan yang berjalan adalah sebesar 5%. Artinya, dana investor tersebut akan tergerus inflasi sebesar Rp 500 ribu per tahun (Rp 10 juta x 5%).

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, kondisi ini terjadi saat pihak pengutang tak bisa menjual asetnya karena tak ada pihak lain yang mau membelinya.

Baca juga: Strategi Cerdas agar Investasi Berjalan Lancar

Contoh kasus: Saat jatuh tempo tiba, suatu pihak tidak bisa membayar kewajibannya secara tunai. Padahal, pihak tersebut punya aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya. Hanya saja, aset tersebut tidak bisa dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang cepat, sehingga disebut aset tidak likuid.

Risiko negara

Disebut juga risiko politik, sebab dipengaruhi oleh situasi politik di suatu negara. Risiko ini juga masih berkaitan dengan perundang-undangan yang pada akhirnya berimbas pula pada iklim investasi.

Karena itu, para investor disarankan untuk membaca situasi politik di suatu negara jika ingin menginvestasikan dananya di luar negeri. Bila kondisi politiknya aman, maka iklim investasinya pun akan baik.

Contoh kasus: Saat momen Pemilihan Presiden, terjadi aksi yang cukup anarkis di sebuah negara. Hal ini membuat kondisi ekonomi jadi tidak pasti dan masyarakat pun jadi panik. Dalam situasi seperti ini, investor harap-harap cemas, karena mereka bisa mengalami kerugian yang terbilang besar.

Ya, itulah sederet risiko investasi dan contoh-contohnya yang perlu kamu tahu. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply