Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) jadi perbincangan hangat beberapa waktu belakangan. Penyebabnya, muncul isu bahwa mereka akan kembali menaikkan suku bunganya pada bulan ini. Lantas, apa dampak kenaikan suku bunga The Fed bagi AS dan Indonesia?
Kebijakan The Fed untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga punya pengaruh besar terhadap perekonomian. Tak hanya bagi AS, tapi juga bagi negara-negara lain di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.
Terbaru, pejabat The Fed kabarnya mengarah ke jalur kenaikan suku bunga jumbo lagi pada September ini. Hal tersebut dilakukan demi meyakinkan penduduk AS bahwa mereka akan membawa tingkat inflasi ke level 2 persen.
Mengutip Bloomberg, Gubernur The Fed Chris Waller mengisyaratkan dukungannya untuk kenaikan 75 basis poin dengan mengatakan, ia mendukung peningkatan signifikan pada suku bunga. Adapun sebelumnya, Presiden The Fed St. Louis James Bullard menuturkan bahwa ia condong atau lebih kuat ke langkah kenaikan jumbo ketika para pejabat The Fed akan berkumpul pada 20-21 September 2022 mendatang.
Baca juga: Kerap Diucapkan Dalam Dunia Perbankan, Apa yang Dimaksud dengan Kliring?
Nah, bicara suku bunga The Fed, ada satu pertanyaan yang kerap mengemuka. Sebenarnya, apa dampak kenaikan suku bunga The Fed bagi dunia, khususnya AS dan Indonesia? Berikut ulasan lengkapnya!
DAMPAK KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED BAGI AS
Melansir CNN Business, kenaikan suku bunga The Fed bisa membuat biaya pinjaman meningkat tajam untuk rumah tangga dan bisnis. Dalam konteks ini, warga AS akan membayar lebih mahal untuk mengambil pinjaman hipotek dan kendaraan.
Tiap kali The Fed menaikkan suku bunga, maka biaya pinjaman jadi lebih mahal. Hal ini karena biaya bunga lebih tinggi untuk hipotek, jalur kredit ekuitas rumah, kartu kredit, utang pelajar, dan pinjaman mobil.
Tingkat hipotek yang tinggi membuat warga AS lebih sulit untuk membeli rumah. Selain itu, pinjaman usaha juga akan lebih mahal, baik untuk usaha kecil maupun besar.
Di saat bersamaan, tindakan The Fed menaikkan suku bunga juga disebut-sebut dapat memperlambat ekonomi, sehingga secara tak sengaja akan memicu resesi yang mendorong pengangguran.
DAMPAK KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED BAGI INDONESIA
Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, ada sejumlah dampak yang perlu diwaspadai oleh Indonesia dari kenaikan suku bunga The Fed, di antaranya:
- Keluarnya modal asing di pasar surat utang karena spread antara yield SBN dan yield treasury di tenor yang sama semakin menyempit. Investor asing cenderung mengalihkan dana ke negara maju, sehingga memicu capital outflow di emerging market.
Baca juga: Kerap Diperbincangkan, Apa itu Deposito Bank?
- Penyempitan likuiditas karena bank dalam posisi mengejar pertumbuhan kredit yang tinggi pasca pandemi melandai, namun terhalang oleh kenaikan suku bunga.
- Naiknya suku bunga The Fed rentan diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga di negara berkembang. Dalam konteks ini, tidak semua konsumen dan pelaku usaha siap menghadapi kenaikan bunga pinjaman.
- Imported inflation naik akibat membengkaknya biaya impor bahan baku dan barang konsumsi. Situasi ini dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Di sisi lain, beban biaya produksi, terutama bagi perusahaan yang bahan bakunya bergantung pada impor dapat berisiko melemahkan PMI manufaktur. Demikian dilansir laman Sindonews.com.
Baca juga: Mengenal Sejarah Bank Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga Pra-Kemerdekaan
Ya, itulah dampak kenaikan suku bunga The Fed bagi AS dan Indonesia. Kita tentu sama-sama berharap, semoga kondisi ekonomi dunia bisa kembali pulih!
Leave a Reply