Blog

Apa yang Dimaksud Konsep Berpikir Diakronis Dalam Memahami Sejarah?

danain-Konsep berpikir diakronis-gambar orang sedang berpikir

Konsep berpikir diakronis

Mempelajari sejarah bisa diaplikasikan dengan cara berpikir diakronis. Dalam kesempatan ini, kami akan membeberkan konsep berpikir diakronis, ciri-ciri, hingga contohnya. Yuk, simak sampai tuntas!

Ilmu sejarah terbagi atas dua makna, yakni sebagai peristiwa dan kisah. Sebagai peristiwa, sejarah adalah kejadian masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia, sedangkan sebagai kisah, sejarah akan dikisahkan atau dituliskan.

Sejarah punya beberapa manfaat bagi manusia, di antaranya sebagai sarana berpikir, sumber lisan, dokumen visual, serta untuk membayangkan masa lalu dengan ilustrasi peristiwa.

Bicara sejarah, ada satu metode yang dibutuhkan untuk memahami keilmuannya, yakni diakronis. Metode tersebut diperlukan agar seluruh peristiwa bisa dipahami secara komprehensif.

Lantas, seperti apa konsep berpikir diakronis? Berikut ulasan lengkapnya, seperti dikutip dari laman Kompas.com!

KONSEP BERPIKIR DIAKRONIS

Diakronis berasal dari kata diakronik atau diachronich. Dalam bahasa latin, “dia” berarti melalui atau melampau, sedangkan “chronicus” berarti waktu. Secara garis besar, diakronis memiliki arti sesuatu yang melampaui batas waktu.

Konsep diakronis mementingkan proses. Sejarah akan membicarakan peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat, sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Melalui diakronis, sejarah berusaha menganalisis sesuatu dari waktu ke waktu yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan terjadi sepanjang masa.

Baca juga: Ingin Sukses Seperti Miliarder? 5 Cara Berpikir ini harus Kamu Miliki!

Sejarah dengan konsep berpikir diakronis pada intinya adalah berpikir kronologis dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis di sini merupakan catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu berlangsungnya.

Dalam konteks ini, kronologis dalam peristiwa sejarah bisa membantu merekonstruksi kembali sebuah peristiwa berdasarkan urutan waktu secara rinci. Tak hanya itu, kronologis juga bisa membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat yang berbeda, tapi saling berkaitan.

Lantas, kenapa konsep berpikir diakronis harus digunakan dalam melihat suatu sejarah?

Perlu dipahami, sejarawan akan menggunakan pendekatan diakronis untuk menganalisis dampak perubahan variabel, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mengetahui kenapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya.

Pada prinsipnya, cara berpikir diakronis mementingkan proses terjadinya suatu peristiwa. Tujuan utama dari konsep ini adalah untuk mengajarkan cara berpikir secara kronologis yang teratur dan berurutan.

CIRI-CIRI KONSEP DIAKRONIS

Konsep berpikir diakronis punya ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Mengurai pembahasan pada satu peristiwa.
  2. Mengkaji masa peristiwa satu dengan yang lain.

Baca juga: 5 Kunci Hidup Tenang dan Bahagia, Begini Caranya!

  1. Ada konsep perbandingan.
  2. Bersifat vertikal.
  3. Cakupan kajian lebih luas.
  4. Lebih menekankan proses durasi.

CONTOH BERPIKIR DIAKRONIS

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, diakronis merupakan cara berpikir khas sejarah yang memanjang dalam waktu. Dilansir Detik.com, berikut contoh kasusnya dalam fenomena Pertempuran Surabaya.

– 25 Oktober 1945 : Tentara Inggris yang membonceng tentara NICA Belanda datang ke Surabaya.

– 27 Oktober 1945 : Di Hotel Yamato, terjadi perobekan bendera Belanda pada bagian warna biru. Meletus pertempuran pertama melawan tentara Inggris.

– 29 Oktober 1945 : Indonesia dan Inggris melakukan gencatan senjata.

– 30 Oktober 1945 : Gencatan senjata tak berlangsung lama, terjadi bentrokan hingga Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby CIE OBE, komandan (CO) Brigade Infanteri India ke-49 tewas terbunuh.

Baca juga: Dari Barter Hingga Uang Digital, inilah Sejarah Uang dari Masa ke Masa!

– 10 November 1945 : Jenderal Mallaby yang diganti Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum meminta Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan.

– 10 November 1945 : Masyarakat Surabaya mengabaikan ultimatum, tentara Inggris melakukan serangan besar-besaran.

Ya, itulah konsep berpikir diakronis, mulai dari penjelasan, ciri-ciri, hingga contohnya. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply