Harga minyak goreng di beberapa wilayah di Indonesia masih mengalami kenaikan. Yang jadi pertanyaan, kapan harga minyak goreng turun?
Tingginya harga minyak goreng di sejumlah pasar di Tanah Air membuat sebagian pihak cukup kelabakan. Apalagi, kondisi ini terjadi di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda. Tak heran jika banyak pihak yang bertanya-tanya: kapan harga minyak goreng turun?
Terkait hal itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengatakan bahwa harga minyak goreng di pasar tradisional hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan ke angka Rp 14 ribu per liter. Menurut Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri, ketersediaan minyak goreng di sejumlah pasar juga belum maksimal seperti sedia kala.
“Minyak goreng memang masih belum bisa tembus di Rp 14 ribu, ya masih di atas Rp 14 ribu semua, ada Rp 17 ribu, Rp 18 ribu masih di kisaran itu. Ketersediaannya saat ini masih belum begitu maksimal,” ujarnya, seperti dikutip dari laman Kontan.co.id.
Baca juga: Ini Dia, Cara Beli Minyak Goreng Langsung dari Pabrik agar Lebih Murah!
Oleh sebab itu, pihak IKAPPI terus mendorong pemerintah agar bisa mengatasi kondisi tersebut, sehingga harga minyak goreng bisa kembali turun. Abdullah juga menuturkan bahwa ketersediaan dan tingginya harga minyak goreng di pasar saat ini kemungkinan besar disebabkan karena faktor distribusi. Kata dia, jika distribusinya baik, maka kondisinya tak akan seperti sekarang.
Saat ini, distribusi minyak goreng ke pasar-pasar dilakukan langsung dari pabrik. Alhasil, ketersediaannya jadi belum maksimal. Kalau kondisi ini bertahan hingga bulan Ramadan, Abdullah memperkirakan jika pihak pedagang akan merugi.
DPR minta Menteri Perdagangan percepat stabilisasi harga minyak goreng
Terkait pertanyaan kapan harga minyak goreng turun, bisa dibilang masih belum dapat diprediksi. Akan tetapi, Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung meminta agar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan jajarannya untuk mempercepat stabilisasi harga minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Seluruh jajaran Kemendag harus turun langsung, cek lapangan, jangan sampai masalah minyak goreng ini berlarut. Apalagi sekitar satu bulan lagi, awal April sudah mulai masuk puasa Ramadan,” jelasnya, sebagaimana dilansir Tribunnews.com.
Baca juga: Kerap jadi Primadona dalam Investasi, Apakah Harga Emas bisa Turun?
Martin mengaku mendapat aduan dari masyarakat perihal kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng di pasaran. Ia pun berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk segara melakukan operasi pasar, terlebih di daerah pemilihannya, yakni Sumatera Utara II.
Daftar produk yang juga mengalami kenaikan harga
Masyarakat secara bertubi-tubi dibebani dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan dapur sejak awal tahun lalu. Selain minyak goreng, ternyata masih ada lagi beberapa produk yang juga mengalami kenaikan harga, di mana sangat memberatkan ibu rumah tangga, di antaranya:
Tahu dan tempe
Penyebabnya adalah kenaikan harga kedelai impor. Menurut data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu, 90 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor.
Imbasnya, produsen tahu dan tempe jadi protes. Mereka melakukan mogok produksi selama beberapa hari. Setelah itu, mereka juga menaikkan harga jualnya di pasaran.
Daging sapi
Belum kelar polemik tahu dan tempe, tiba-tiba muncul lagi rencana mogok dari pedagang daging sapi. Penyebabnya juga mirip, yakni kenaikan harga daging.
Baca juga: Nggak Perlu Repot, Ini Cara Mengecek Harga Emas Paling Mudah!
“Harganya lebih mahal yang sekarang, dulu cuma Rp 115 ribuan,” ujar salah satu pedagang di Pasar Ciputat Alfin, seperti dikutip dari laman Detik.com.
Sekadar informasi, harga daging sapi saat ini diketahui telah menyentuh angka Rp 130 ribu per kg. Alfin membandrol harga tersebut untuk bagian paha depan dan paha belakang.
Ya, itulah ulasan singkat mengenai kapan harga minyak goreng turun dan informasi tambahan terkait sejumlah produk yang juga mengalami kenaikan harga. Semoga bermanfaat!
Leave a Reply