Blog

Antara Literasi Keuangan, Investasi Bodong, dan P2P Lending

antara_literasi_keuangan_investasi_bodong_dan_p2p_lending

Masyarakat kita selama ini dididik untuk sekolah yang pintar agar bisa bekerja di perusahaan besar di kemudian hari. Sayangnya, dalam proses pendidikan tersebut, pemahaman tentang literasi keuangan kerap kali diabaikan. Padahal, literasi keuangan memberikan manfaat besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklasifikasikan tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia menjadi empat bagian, yakni:

  1. Well literate, punya pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga dan produk jasa keuangan. Termasuk di dalamnya mengerti tentang fitur, manfaat, risiko, hak, kewajiban, serta punya keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
  2. Sufficient literate, punya pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga dan produk jasa keuangan. Termasuk di dalamnya mengerti tentang fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
  3. Less literate, cuma punya pengetahuan tentang lembaga, produk, dan jasa keuangan.
  4. Not literate, tidak punya pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga, produk, dan jasa keuangan. Pun tidak punya keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Menurut data OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016, terdapat 67,8% masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan. Dari angka tersebut, hanya 29,7% masyarakat yang Well literate.

Pentingnya literasi keuangan

Orang dengan tingkat literasi keuangan yang baik mampu melihat uang dari sudut pandang yang berbeda. Ia punya kendali atas kondisi keuangannya. Selain itu, ia juga tahu harus melakukan apa terhadap uang yang sedang atau akan dimiliki.

Literasi keuangan juga penting untuk mengatasi masalah investasi bodong alias ilegal yang makin marak. OJK menyatakan, tingginya kasus investasi bodong di Indonesia disebabkan oleh rendahnya tingkat literasi keuangan pada masyarakat. Menurut catatan, kerugian akibat investasi ilegal mencapai 100 triliun rupiah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Bagi perekonomian nasional, literasi keuangan juga memainkan peran penting. Dalam hal ini, kondisi keuangan keluarga atau individu yang sehat akan berpengaruh positif terhadap keuangan negara secara keseluruhan. Tak hanya itu, ketahanan sistem keuangan negara juga akan makin baik dengan makin banyaknya masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan.

Sementara untuk individu, literasi keuangan akan membantu seseorang dalam meningkatkan pengetahuan tentang berbagai produk yang ada dalam industri keuangan. Selama ini, mungkin ada orang yang hanya mengenal beberapa instrumen keuangan, seperti tabungan, deposito, dan saham saja. Dengan literasi keuangan, tingkat pengetahuan mereka otomatis akan bertambah.

Hadirnya P2P Lending sebagai alternatif investasi

Masyarakat yang Well literate pada dasarnya akan mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, mereka juga punya kemampuan baik dalam hal merencanakan keuangan di masa depan, termasuk dalam memilih investasi.

Dalam hal ini, investasi P2P Lending hadir sebagai alternatif bagi masyarakat Well literate yang ingin berinvestasi. P2P Lending memiliki sejumlah keunggulan yang tak dimiliki oleh jenis investasi lain, seperti saham, reksa dana, atau deposito.

Baca juga: Kapok Berinvestasi karena Peminjam Gagal Bayar? Jangan Lagi, Ini yang Harus Anda Lakukan!

Beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan berinvestasi di P2P Lending meliputi, imbal hasil yang tinggi, tenor yang pendek, aman dari risiko gagal bayar, serta proses investasi yang mudah, karena hanya menggunakan gadget dan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sederet keuntungan tadi bisa didapat jika berinvestasi di Danain.

Berinvestasi di Danain akan lebih menguntungkan jika Anda memanfaatkan efek compounding, kemampuan sebuah aset dalam menghasilkan keuntungan dari keuntungan yang didapat sebelumnya. Di sini, pendana disarankan untuk tidak mengambil keuntungan yang diperoleh dari investasi, melainkan menginvestasikan kembali keuntungan tersebut untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Selain itu, untuk meningkatkan nilai investasi, pendana juga disarankan untuk konsisten melakukan pendanaan setiap bulan.

Leave a Reply