Jika inflasi ditunjukkan dengan kenaikan harga barang atau jasa secara umum, lantas, apa yang dimaksud dengan deflasi? Berikut perbedaan inflasi dan deflasi yang perlu kamu tahu!
Kamu mungkin sudah cukup familiar dengan istilah inflasi. Namun, bagaimana dengan deflasi? Sudahkah kamu tahu apa definisi dan perbedaannya dengan inflasi?
Dalam dunia ekonomi, kedua istilah ini memiliki definisi yang kontradiktif atau berlawanan. Nah, pada artikel berikut, kami akan menjelaskan mengenai perbedaan inflasi dan deflasi yang mungkin masih belum diketahui.
Definisi Inflasi
Dimulai dari definisinya, inflasi berarti sebuah proses di mana terjadi kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, mulai dari demand (permintaan) yang tinggi namun ketersediaan produk tidak mencukupi, jumlah uang yang beredar, meningkatnya biaya produksi, hingga berbagai macam faktor lain yang bisa berasal dari luar negeri, khususnya yang menjadi mitra dagang.
Baca juga: Wajib Paham, ini Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya!
Meski tergolong sebagai salah satu dampak ekonomi yang negatif, namun ada kalanya keberadaan inflasi justru dibutuhkan bahkan perlu dijaga kestabilannya. Dalam hal ini, inflasi memiliki peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dengan catatan persentase inflasi masih sehat dan stabil.
Inflasi yang sehat bisa terjadi ketika kenaikan harga sangat rendah dalam jangka waktu tertentu dan tidak membebani masyarakat. Biasanya hanya 2 persen atau kurang dalam setahun.
Sementara itu, inflasi dengan tingkat yang cukup tinggi akan sangat membahayakan perekonomian negara. Khususnya bagi warga atau masyarakat miskin yang akan merasakan dampaknya. Penghasilan yang mereka dapat tidak sebanding untuk memenuhi harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.
Definisi Deflasi
Sedangkan deflasi adalah kebalikan dari inflasi, biasanya ditandai dengan turunnya harga barang dan jasa dalam skala besar serta berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Faktor yang menyebabkan terjadinya deflasi juga cukup beragam. Mulai dari faktor produksi barang dengan jenis yang sama dalam jumlah banyak, berkurangnya jumlah uang yang beredar, demand pasar yang menurun, hingga pengaruh aturan dari Bank Sentral.
Baca juga: Ini yang Harus Anda Lakukan jika Ingin Investasi Aman dari Inflasi!
Perbedaan inflasi dan deflasi terletak pada definisinya yang sangat berlawanan. Seperti halnya inflasi yang dianggap buruk, namun ternyata memiliki dampak positifnya juga.
Pun hal tersebut berlaku pada deflasi yang seringkali dianggap atau disambut baik oleh masyarakat. Penurunan harga barang atau jasa akibat deflasi akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun di sisi lain, deflasi juga memiliki dampak buruk bagi perekonomian suatu negara jika berlangsung dalam jangka panjang.
Salah satu contohnya adalah ketika harga suatu produk mengalami penurunan, hal tersebut akan berdampak pada omset yang diperoleh perusahaan. Omset yang menurun akan sangat berpengaruh pada biaya operasional, sehingga tak heran jika perusahaan bisa melakukan efisiensi karyawan sewaktu-waktu.
Jika hal itu terjadi, tentu angka pengangguran akan mengalami peningkatan hingga membuat daya beli dan konsumsi masyarakat yang semula meningkat jadi turun drastis. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi negara akan menunjukkan hasil yang negatif.
Inflasi dan Deflasi Harus Dijaga Kestabilannya
Setelah mengetahui perbedaan inflasi dan deflasi, kini kamu paham bahwa kedua istilah ini memiliki dampak baik dan buruknya tersendiri.
Baca juga: Apa Saja yang Menyebabkan Rendahnya Kesadaran Membayar Pajak? Cek Jawabannya di Sini!
Keduanya tetap dibutuhkan negara untuk mempertahankan kondisi perekonomian masyarakat sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi bangsa di masa mendatang.
Untuk itu, pemerintah dan masyarakat memegang peran besar dalam menjaga kestabilan inflasi maupun deflasi agar tidak melambung tinggi atau berlangsung dalam waktu lama.
Leave a Reply