Dalam beberapa bulan terakhir, harga minyak goreng di Indonesia mengalami kenaikan. Berikut kami beberkan sederet penyebab kenapa harga minyak goreng naik di pasar dalam negeri!
Kenapa harga minyak goreng naik dan langka? Ya, pertanyaan semacam ini masih terus bermunculan di kalangan masyarakat.
Untuk diketahui, kenaikan harga komoditas ini telah terjadi sejak akhir tahun 2021 dan hingga saat ini masih belum terselesaikan. Dimulai pada November tahun lalu, harga minyak goreng kemasan bermerek sempat menyentuh angka Rp 24 ribu per liternya.
Pemerintah pun turun tangan dengan mematok kebijakan satu harga untuk minyak goreng, yakni Rp 14 ribu per liter. Selain itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO). Dengan adanya kebijakan tersebut, Menteri Perdagangan M. Lutfi menyatakan bahwa Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng berlaku baru.
Baca juga: Banyak Masyarakat Bertanya, Kapan Harga Minyak Goreng Turun?
Akan tetapi, masalah baru muncul usai pemerintah menetapkan HET tersebut. Entah bagaimana, ketersediaan minyak goreng di toko ritel, supermarket, dan pasar tradisional justru jadi langka secara tiba-tiba.
Yang jadi pertanyaan, kenapa harga minyak goreng naik dan langka di pasar Indonesia? Berikut sejumlah penyebabnya, seperti dikutip dari berbagai sumber:
Harga minyak nabati dunia meningkat
Salah satu penyebab naiknya harga minyak goreng di Indonesia adalah karena harga minyak nabati dunia ikut meningkat. Di hadapan anggota Komisi VI DPR, M. Lutfi menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak goreng disebabkan karena naiknya harga crude palm oil (CPO). Hingga Januari 2022, kata Lutfi, harga rata-rata CPO dunia mencapai Rp 13.244 per kilogram. Harga tersebut naik sekitar 77% dibandingkan Januari 2021.
Peningkatan CPO untuk program biodiesel
Adanya peningkatan CPO untuk program biodiesel digadang-gadang jadi penyebab selanjutnya. Sekadar informasi, program biodiesel adalah program pemerintah yang mewajibkan pencampuran CPO dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dengan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Penerapan program ini diharapkan bisa mengurangi impor BBM dan mampu meningkatkan devisa negara.
Baca juga: Ini Dia, Cara Beli Minyak Goreng Langsung dari Pabrik agar Lebih Murah!
Pandemi covid-19
Penyebab berikutnya adalah karena pandemi covid-19. Diungkapkan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, pandemi covid-19 turut memengaruhi penurunan pasokan minyak sawit dunia, seiring dengan turunnya produksi di Malaysia sebagai salah satu negara penghasil sawit terbesar.
Ditambahkannya, wabah ini juga ikut menyebabkan gangguan logistik, seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal. Gangguan inilah yang pada akhirnya membuat harga minyak goreng jadi meroket.
Perang Rusia-Ukraina
Dijelaskan M. Lutfi, kenapa harga minyak goreng naik juga disebabkan oleh perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, kedua negara tersebut merupakan produsen minyak dari biji bunga matahari.
Namun, karena konflik yang berlangsung, pengguna minyak biji matahari atau sunflower mulai beralih ke CPO. Akibatnya, harga CPO jadi mahal dan otomatis berdampak pada naiknya harga minyak goreng.
Penyelundupan ke luar negeri
Selain alasan-alasan di atas, muncul juga dugaan adanya penyelewengan minyak goreng curah ke pasar ekspor oleh oknum yang seharusnya mendistribusikannya kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan harga Rp 8 ribu per liter antara minyak goreng curah hasil DMO dengan harga ekspor.
Baca juga: Ini Harga Bumi jika Dijual Menurut Ahli, Nilainya Sangat Fantastis!
- Lutfi mengatakan bakal menindak tegas oknum-oknum yang terlibat di dalamnya. “Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum. Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum,” pungkasnya.
Ya, itulah sejumlah alasan kenapa harga minyak goreng naik di dalam negeri. Kita sama-sama berharap, semoga permasalahan ini cepat selesai dan harga minyak goreng bisa kembali normal seperti sedia kala.
Leave a Reply