Tahukah kamu jika dolar AS menguat, maka rupiah sudah pasti akan melemah? Kemerosotan nilai uang ini tak hanya berpengaruh pada ekonomi makro suatu negara, tapi juga pada semua bisnis yang ada di dalamnya.
Pada tahun 2018 lalu, nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar AS (USD) sempat mengalami fase naik turun. Pada awal tahun tersebut, rupiah sempat menguat di bulan Januari, namun pada awal Februari nilai tukarnya menurun dan digantikan oleh dolar AS yang mengembalikan keadaan.
Fase naik turun tersebut berlangsung selama beberapa waktu sampai kemudian pada kuartal akhir tahun 2018, rupiah benar-benar berada di state terendah sepanjang sejarah. Di mana pada tanggal 2 Oktober 2018, untuk pertama kalinya, dolar AS mencapai nilai tukar di angka Rp 15.001. Tak sampai di situ, pada tanggal 11 Oktober 2018, dolar AS sempat berada di titik tertingginya dengan nilai tukar terhadap rupiah mencapai Rp 15.235.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memengaruhi banyak hal, mulai dari kenaikan harga impor komoditas, kenaikan utang luar negeri yang tidak masuk ke dalam perlindungan nilai mata uang, hingga dapat memengaruhi para pelaku bisnis di dalam negeri. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang terancam gulung tikar akibat peristiwa kemerosotan nilai uang ini.
Lantas, apa saja sebenarnya pengaruh kemerosotan nilai uang terhadap para pelaku bisnis?
-
Naiknya harga barang impor
Merosotnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dapat memengaruhi harga barang impor yang masuk menjadi lebih mahal.
Baca juga: Selain Alat Tukar, ini Fungsi Turunan Uang yang Perlu Kamu Tahu!
Bagi para importir, hal ini sangat memengaruhi omset pendapatan mereka. Mau tidak mau, mereka juga harus menaikkan harga jual produknya ke konsumen agar tetap mendapatkan keuntungan yang sepadan.
Namun di sisi lain, potensi konsumen enggan membeli produk impor pun semakin besar. Dalam hal ini, para pelaku usaha lokal akan lebih diuntungkan karena produk yang mereka tawarkan jauh lebih terjangkau.
-
Berkurangnya jumlah produksi barang dan permintaan pasar
Harga barang impor yang semakin mahal membuat beberapa industri mengurangi impor bahan baku mereka. Akibatnya, produksi bisnis mereka pun jadi berkurang.
Tak hanya itu, permintaan pasar terkait produk-produk impor juga akan mengalami penurunan. Sehingga industri yang sangat bergantung dengan impor barang akan mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan.
Baca juga: Bagaimana Sih Cara Mendapatkan Uang 50 Juta dalam Sehari? Yuk, Simak Jawabannya di Bawah ini!
Jadi bisa dikatakan, industri-industri ini akan mengalami banyak kerugian. Dimulai dari harga impor yang semakin mahal hingga berkurangnya minat pembeli.
-
Mundurnya investor asing dari industri dalam negeri
Pengaruh kemerosotan nilai uang yang berikutnya adalah dapat menyebabkan banyak investor asing memilih mundur dan menarik modal mereka lantaran tidak mendapatkan keuntungan yang memuaskan.
Jika hal ini sampai terjadi, tentu akan sangat berdampak pada bisnis yang bersangkutan. Atau dengan kata lain, mereka akan mengalami pengurangan modal usaha. Akibatnya, mereka tak bisa sembarangan menjalankan operasional bisnis, terlebih jika tidak ada dana back-up yang mencukupi.
-
Terjadinya PHK massal hingga bisnis gulung tikar
Dampak lanjutan dari turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah dapat memicu terjadinya PHK massal di beberapa perusahaan yang terpengaruh hingga membuat bisnis mereka gulung tikar.
Jika sampai terjadi, kondisi ekonomi negara akan semakin buruk. Namun, tak ada yang bisa dilakukan oleh perusahaan atau industri yang berkaitan erat dengan impor barang tersebut, terlebih jika mereka tidak memiliki banyak dana cadangan untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti merosotnya nilai rupiah ini.
Baca juga: Simak Baik-baik, Ini Cara Melaporkan Penipuan Online Agar Uang Kembali!
Di luar itu semua, kemerosotan nilai uang ada kalanya memberikan dampak yang baik bagi beberapa orang dan pelaku bisnis.
Misalnya, para pekerja yang dibayar dengan dolar AS, tentu akan mendapatkan uang yang lebih banyak jika dirupiahkan pada saat rupiah melemah. Selain itu, para eksportir juga akan lebih diuntungkan karena mereka bisa menjual produknya lebih mahal ke luar negeri. Meski demikian, pengaruh buruk kemerosotan nilai uang jauh lebih banyak ketimbang dampak positif yang ditimbulkan.
Leave a Reply