Apa perbedaan aktiva dan pasiva?
Ketika bekerja di bagian pelaporan keuangan, pastinya harus mengenal perbedaan aktiva dan pasiva. Agar mampu merancang laporan keuangan lebih tepat, maka simak penjelasan berikut ini hingga bagian akhir!
Pengertian Aktiva dan Pasiva
Langkah awal ketika ingin mengetahui perbedaan aktiva dan pasiva pastinya harus mengetahui terlebih dahulu berdasarkan pengertiannya. Secara umum, aktiva atau aset merupakan bagian kekayaan suatu perusahaan. Aset tersebut dapat berwujud maupun tidak berwujud.
Sebagai contoh, aset tidak berwujud yaitu hak cipta dan merek dagang. Sedangkan contoh dari kekayaan berwujud dapat ditunjukkan dengan kepemilikan tanah, kendaraan, mesin, dan lain sebagainya.
Sementara pengertian dari pasiva, yaitu kewajiban perusahaan yang muncul terhadap pihak lain atau ketiga untuk melakukan proses pembayaran. Hal tersebut biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu berupa uang maupun jasa.
Baca juga: Perbedaan Inflasi dan Deflasi yang Harus Kamu Tahu
Rumus Perhitungan Aktiva dan Pasiva
Ketika tengah merancang neraca keuangan, tidak boleh sampai melewatkan pasiva dan aktiva. Selain itu, dalam proses perhitungan juga tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Salah satu rumus untuk menghitung aktiva yaitu biaya kewajiban ditambah dengan modal.
Sehingga, ketika ada penambahan maupun pengurangan nilai aktiva, maka akan berpengaruh terhadap nilai pasiva. Pasalnya, kedua nilai tersebut harus berjumlah sama agar neraca keuangan menjadi stabil atau seimbang.
Sebagai contoh, ketika suatu perusahaan memperoleh setoran modal dari investor bernilai Rp 1,5 miliar, maka nilai aktiva berupa aset akan bertambah senilai Rp 1,5 miliar dan pasiva modal juga bertambah senilai tersebut.
Jenis-jenis Aktiva
Setelah mengetahui perbedaan aktiva dan pasiva berdasarkan pengertian sekaligus konsep perhitungannya, selanjutnya dapat pula diketahui berdasarkan masing-masing jenisnya. Jika berdasarkan jenisnya, aktiva dapat digolongkan menjadi tiga bagian, di antaranya yaitu aktiva tetap, tetap tapi tidak berwujud, dan aktiva lancar.
Baca juga: Ini Dia, Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro yang Perlu Kamu Tahu!
Aktiva tetap dikenal juga dengan fixed assets yang berarti setiap kekayaan dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi untuk menunjang segala operasional di dalamnya. Dengan kata lain, jenis ini umumnya mempunyai keterikatan terhadap waktu penggunaannya lebih dari satu tahun.
Selain itu, juga tidak mudah untuk diperjualbelikan. Misalnya alat angkut, gedung, peralatan, tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan aktiva tetap dapat dikenal dengan istilah intangible fixed asset. Artinya yaitu sebagai hak istimewa yang didapatkan sebuah perusahaan dan mempunyai nilai, akan tetapi tidak berwujud.
Sebagai contoh, yaitu hak cipta, hak paten, franchise, good will, dan masih banyak yang lainnya. Jenis terakhir yaitu aktiva lancar, di mana jenis ini berbeda dengan kategori yang telah dijelaskan sebelumnya.
Untuk aktiva lancar, dapat dikenal sebagai current asset dengan artian harta milik perusahaan yang dapat diuangkan maupun dijual cepat kurang dari satu tahun. Misalnya saja beban dibayar di muka atau persekot beban, long interm investment, dan lainnya.
Baca juga: Perbedaan Bullish dan Bearish yang Perlu Kamu Tahu
Jenis-jenis Pasiva
Dari beberapa perbedaan aktiva dan pasiva di atas, ada pula jenis pasiva yang harus diketahui. Jenis dari kategori ini umumnya dibagi menjadi dua bagian saja, di antaranya yaitu pasiva jangka panjang dan jangka pendek. Kategori jangka pendek dapat dicontohkan sebagai utang dagang atau wesel, sedangkan kategori jangka panjang yakni utang obligasi.
Adanya penjelasan terkait perbedaan aktiva dan pasiva jadi salah satu langkah untuk pebisnis agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan. Hal tersebut juga harus benar-benar diketahui guna dapat menjalankan perusahaan menjadi lebih baik dan optimal.
Leave a Reply